SURABAYA, MMC- Kaum pria atau laki laki mempunyai faktor risiko penyakit jantung iskemik dua kali lebih tinggi dibanding wanita, akan tetapi wanita akan memiliki risiko yang sama jika sudah mengalami menopause. Karena hormon-horman saat menopause akan berkurang.
“Padahal hormon-hormon saat menstruasi secara rutin tiap bulan itu akan melindungi kaum wanita dari penyakit jantung,” kata dr Alisia Yuana Putri, Sp.JP. FIHA di ruang pertemuan Rumah Sakit Manyar Medical Centre (MMC) Surabaya, Kamis lalu, dalam acara gathering bersama puluhan wakil perusahaan asuransi.
Pada acara itu dokter Alisia menyampaikan materi kesehatan tentang atherosklerosis, yaitu suatu kondisi yang menjadi dasar terjadinya penyakit pembuluh darah iskemia termasuk di dalamnya penyakit jantung. Padahal penyakit jantung sendiri merupakan penyebab lebih dari setengah dari seluruh kematian di dunIa. Insiden semakin meningkat selama beberapa dekade terakhir karena gaya hidup yang berubah dengan cepat.
Kematian akibat infark miokard (20-25% dari semua kematian) sebagian besar didasari oleh atherosklerosis.
Dikatakan, proses penyempitan pembuluh darah sebagai akibat dari atherosklerosis tidak tiba-tiba terjadi. “Terjadinya penyempitan ini selalu disertai adanya faktor risiko. Apa saja faktor risikonya? Faktor risiko mayor antara lain usia. Jika usia sudah di atas 40 tahun, maka kemungkinan terjadi penyakit jantung koroner akibat atherosklerosis sudah semakin besar,” katanya.
“Nah, siapa disini yang sudah berusia di atas 40 tahun? Kalau saya penampilannya memang masih 17 tahun. Tapi jika usia saya sudah di atas 40 tahun, maka harus semakin hati-hati,” tutur dokter Alisia bercanda dan disambut tawa hadirin sekitar 40 orang dari perwakilan asuransi.
Selain faktor umur, faktor jenis kelamin, dimana kaum pria mempunyai risiko terkena sakit jantung dua kali lebih besar dibanding wanita, “Persoalan faktor penyebab usia dan genetika ini ya tidak bisa diapa-apakan. Diterima saja. Akan tetapi ada faktor risiko mayor lainnya yang bisa dikondisikan,” tambahnya.
“Apa itu? Kolesterolnya bagaimana, LDL, HDL bagaimana. Ini semua harus diketahui untuk mencari faktor risiko. Juga hipertensi, diabetes militus menjadi faktor risiko mayor penyakit jantung termasuk jantung koroner,” katanya.
“Sedangkan risiko minor sakit jantung di antaranya adalah obesitas dan aktivitas badan (tidak pernah berolahraga. Stress, juga meningkatkan risiko. Jadi jangan suka stres ya! Bisa juga akibat infeksi dan alkohol,” tambah wanita dokter itu memberikan paparannya secara energik.
Mengapa bisa terjadi atherosklerosis? Secara teori penyebabnya ada dua. Pertama akibat disfungsi endotel (endothelial dysfunction), kedua pembentukan lemak. “Endothel itu merupakan sel dinding bagian dalam pembuluh darah. Sel yang melapisi dinding pembuluh bagian dalam sehingga secara langsung berinteraksi dengan darah,” katanya.
Disfungsi endotel adalah kerusakan pada endotel, kerusakan ini akan menyebabkan ikatan satu sel dengan lainnya sangat rapat menjadi renggang, yang semula elastis berubah menjadi kaku. Adanya faktor risiko selain merusak pembuluh darah, juga mengubah struktur kolesterol menjadi kolesterol yang jahat.(ps)