SURABAYAONLINE.CO-Tampak ibu-ibu memberi semangat pada puluhan warga Perum Pondok Jati Sidoarjo khususnya dari RT 35.36 dan 37, menolak pembangunan tower booster PDAM Delta Tirta yang bakal dibangun di area fasum perumahan Pondok Jati di sisi area Pagerwojo.
Penolakan warga ini, disampaikan dalam hearing bersama komisi A DPRD Sidoarjo, Dinas Permukiman dan Tata Ruang dan Pihak PDAM, Senin (14/1/2018).
Hadi Salim kordinator warga dalam hearing menyebutkan, meskipun fasum yang bakal dibuat lokasi pembangunan Tower Bosoter PDAM itu sudah diserahkan ke Pemkab Sidoarjo, tidak serta merta PDAM bisa membangun seenaknya.
Apalagi selama ini, fasum tersebut peruntukannya untuk Ruang Terbuka Hijau.
“Pembangunan tower itu harus ada ijin dari warga. Apalagi luas fasum ini hanya 330 M2, kalau itu nanti dibuat pembangunan Tower Booster PDAM, maka tidak ada lagi RTH di kawasan itu,” papar Hadi.
Tidak hanya itu, secara estetika kawasan, pembangunan Tower Booster tersebut akan menggangu pemandangan kawasan Pondok Jati yang sudah hijau.
“Jadi kami warga yang bersinggungan langsung dengan area fasum ini, tetap menolak rencana pembangunan tower ini,” urai Hadi.
Abd Basid Lao Dirut PDAM yang datang langsung pada hearing, mengaku sebelum menjatuhkan pilihan di fasum Pondok Jati ini, pihaknya sudah melakukan survey di beberapa lokasi.
Namun karena yang paling pas letak areanya di Pondok Jati, maka pilihannya jatuh di lahan itu.
“Kita juga sudah melakukan sosialisasi ke warga, memang ada yang setuju ada juga yang menolak,” terang Basid.
Sempat terjadi adu argumen dari anggota Komisi A DPRD Sidoarjo sendiri yang juga terbelah antara yang mendukung pembangunan tower boster PDAM dengan yang menyarankan PDAM mencari lahan lain.
Karena terjadi sedikit tarik ulur, akhirnya HM.Taufiqulbar ketua komisi A DPRD Sidoarjo meminta PDAM untuk menunda.pembangunan tower itu sembari tetap melakukan sosialisasi ke warga Pondok Jati yang menolak.
“Kesimpulan hearing, pembangunan dihentikan dulu, dan PDAM bisa terus melakukan pendekatan komunikasi ke warga untuk mencari titik temu,” tegas Taufiqulbar. (Rino Tutuko)