SURABAYAONLINE.CO – Sejarah tidak cukup direkontruksi dalam arti dihadirkan di masa kini melainkan harus dikapitalisasi untuk keuntungan masyarakat dan pelestarian sejarah itu sendiri.
Demikian ahli sejarah dan arkeologi muda, Abednego Andhana Prakosajaya, MA dalam podcast YouTube Landon Enterainment Sam Hendy 37 Mengungkap Sejarah Songgoriti Sebagai Daerah Perdikan yang Sekarang Terbengkalai. Abed meraih gelas master (S2) history of art and archaeology di Universitas London, Inggris.
Podcast diunggah tanggal 30 November 2025 sudah dikunjungi hampir 65 ribu dan dikomentari 71.
Menurut Abed, Dosen Jurusan Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ini, sejarah dan arkeologi sering dinarasikan kontra pembangunan. Narasi demikian bisa jadi karena belum melihat potensi keduanya yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat sekitarnya.
Ia mencontohkan Candi Prambanan di Jawa Tengah. Ketika potensi sejarah dan arkeologinya itu dimanfaatkan maka masyarakat sekitar yang zonasinya sampai radius beberapa kilometer mendapat feedback-nya.
“Saat ini sudah berkembang wacana bagaimana sejarah tidak hanya direkonstruksi dalam arti dihadirkan di masa kini tapi bagaimana memiliki manfaat. Dikapitalisasi, “ katanya.
Misalnya ada benda peninggalan sejarah. Jika tidak ada penjelasan maka tetap menjadi benda tak bisa hidup. Akan selalu hidup di masa lampau. Kalau kita bisa mengkapitalisasi dalam arti menarasi benda itu dan menjualnya untuk pelestariannya, kita bisa melangkah maju.
Terkait dengan Candi Songgoriti di Kota Batu, Jatim, Abed, anak ketiga pasangan owner Kusuma Agrowisata Edy Antoro dan Ibu Susan Antoro ini mengatakan, tidak mudah menganilisis keberadaan candi ini karena tidak ada prasasti atau literatur kuno yang bisa menjelaskan. Informasi tertua tentang candi ini dari pemerintah kolonial Belanda abad 19 atau 20.
Namun kalau menilik gaya dan ornamen yang ada, candi ini dibangun pada abad 9 atau atau 10 M. Berarti jauh kebih tua dari Kerajaan Singosari, apalagi Majapahit.
Menurut dia, dalam usia yang sudah ratusan tahun bisa saja candi ini mengalami transformasi seperti batu-batunya diambil warga masyarakat atau berpindah tempat. Sehingga sebenarnya luas candi bisa lebih luas dari yang terlihat sekarang.
“Adanya sumber air di dekat candi dan saluran air menjukkan candi ini merupakan petirtaan,” katanya.
Ia melihat masih ada kalangan masyarakat yang menghidupi candi ini. Hal itu terlihat adanya sesaji baru di atas candi. Berdeda dengan peninggalan sejarah yang lain seperti Candi Prambanan atau Borobudur yang cenderung jadi susunan batu yang mati.
Komentar dalam podcast ini cukup beragam. Banyak yang kagum dan respek luasnya wawasan keilmuan Abed dan kedalaman analisisnya.
“Jarang ada yang ngebahas Songgoriti sedalam ini, apalagi sama narasumber sehebat Mas Abednego.” Tulis akun @praskoco.
“Pembahasannya dalam banget, bikin aku lihat Songgoriti dari sudut yang baru. Ternyata sejarahnya kaya dan penuh makna, sayang banget kalau situs kayak gini harus terabaikan,” komentar akun @bejozeny6085. Komen ini dilike 4.
Akun @putrirahmawati5303 berkomentar, “Wah top banget bahas Songgoriti sedalam ini, jadi makin kebayang kalau kawasan ini bukan cuma wisata biasa tapi jejak peradaban besar yang lagi ‘tidur’. Komen ini dilike 4.
“Wah top banget bahas Songgoriti sedalam ini jadi makin kebayang kalau kawasan ini bukan cuma wisata biasa tapi jejak peradaban, “ tulis akun @TifaldoFaldo.
Akun @rohmanas 5211 menulis, edukasi kaya gini yang mesti harus diperbanyak jadi tau peradaban masa lalu. Indahnya Indonesia.
Akun @tetinsupriatin menulis, wah pembahasannya tentang Songgoriti ini keren banget! Baru sadar kalau di balik ramainya Kota Batu ada sejarah sedalam itu. Penjelasan soal candi, petirtaan, sampai hubungannya dengan kerajaan besar bikin makin penasaran. Episode ini wajib banget ditonton buat pecinta sejarah Nusantara. (ANO)


