SURABAYAONLINE.CO, Surabaya – Event bersepeda menanjak yang menjadi signature-nya sport tourism di Jawa Timur (Jatim), Antangin Bromo KOM 2025, kembali digelar Sabtu, 17 Mei 2025. Total ada hampir 1.500 pesepeda berdatangan ke Surabaya untuk mengikuti event yang mengajak pesertanya gowes sejauh 94,5 km menuju Puncak Wonokitri di kawasan Gunung Bromo.
Event yang sudah berjalan 11 tahun ini makin diminati peserta. Terbukti, peserta kategori atlet Men Elite dan Woman Elite makin kompetitif. Sementara, peserta yang termasuk penghobi makin antusias. Mereka seolah tak ingin melewatkan event ini sebagai agenda gowes tahunannya.
Antusiasme cyclist mengikuti Antangin Bromo KOM 2025, terlihat dari sebaran peserta yang semakin merata. Mereka datang dari 113 kota dan 26 provinsi di Indonesia. Berasal dari 302 komunitas. Lengkap, ada dari Aceh sampai Papua.
Bahkan, ada peserta yang berstatus warga negara asing (WNA) dari 19 negara. Antara lain dari Amerika Serikat, Australia, Austria, Belanda, Brazil, Filipina, Inggris, Irlandia, Italia, Jerman, Kolombia, Korea Selatan, Latvia, Malaysia, Myanmar, Prancis, Singapura, Selandia Baru, dan Indonesia. Rata-rata para peserta juga sudah mengikuti Bromo KOM lebih dari tiga kali.
Makin kompetitifnya event ini, terlihat dengan banyak cyclist di bawah 29 tahun, baik Men maupun Women. Total ada 94 cyclist kategori Men dan Women under 29. Banyaknya cyclist muda yang ingin menjajal Antangin Bromo KOM 2025 ini, tak lain karena keputusan Mainsepeda sebagai penyelenggara, dengan menambah kategori Men dan Women under 29 pada gelaran tahun 2024 lalu.
Seperti diketahui, cyclist di bawah usia 29 tahun harus berkompetisi bersama kategori Men atau Women Elite. Hal ini, membuat aspek persaingan cukup timpang kala itu. Tahun ini, partisipasi pebalap muda mengalami kenaikan. Bahkan, ada puluhan cyclist berusia belasan tahun.
Salah satunya, cyclist muda yang akan turun di Antangin Bromo KOM 2025 adalah Euric Fadhilah. Pebalap 17 tahun asal Malang itu, sudah dua kali mengikuti Bromo KOM. Ada juga dua cyclist perempuan yang masih berumur 16 tahun akan menjalani debutnya di Antangin Bromo KOM 2025. Keduanya, Lunna Amalia dan Aligya Keiko Hendranata. Baik Lunna maupun Aligya, mereka saat ini berada di bawah pembinaan untuk menjadi atlet profesional.
Lunna sendiri, merupakan atlet binaan ISSI Bali yang telah menyelami balap sepeda sejak usia 13 tahun. Namun, Bromo KOM 2025 akan menjadi event kompetitif pertamanya yang memiliki skala nasional. Sementara Aligya juga memiliki cerita hampir mirip. Antangin Bromo KOM 2025, dijadikan ajang untuk mengukur kemampuan perempuan yang juga menjadi atlet sepatu roda itu.
Antangin Bromo KOM selama ini, menawarkan rute yang sangat menantang, memiliki panjang 25 km dengan pola tanjakan yang konsisten. Elevasi mencapai 2.000 meter dan gradiennya rata di angka belasan persen.
“Kami bangga selama 11 tahun antusiasme peserta begitu luar biasa. Sejak pembukaan pendaftaran yang sold out dalam dua jam. Kemudian banyak yang meminta agar ada slot tambahan. Dan tentu kami berterima kasih, Bromo KOM bisa seperti ini juga karena support dari Antangin yang sudah bersama kami delapan kali sejak pertama kali digelar pada 2014 silam,” kata Azrul Ananda, Founder Mainsepeda.
Kehadiran Antangin di Bromo KOM memang bukan sekadar menjadi sponsor. Tapi produk Antangin memang dalam perjalanannya menemani cyclist menghadapi tantangan menaklukkan Bromo KOM.
Sebagai produk herbal, Antangin memang sering dikaitkan dengan semangat pejuang pantang tumbang. Sebab Antangin membantu individu tetap aktif dan berenergi, meskipun sedang tidak enak badan atau mengalami masuk angin.
Kampanye pejuang pantang tumbang dari Antangin, bertujuan memberikan dukungan dan motivasi kepada masyarakat agar tetap semangat dalam menjalani aktivitas sehari-hari, bahkan saat menghadapi tantangan kesehatan. (ega)