SURABAYAONLINE.CO – Dalam rangka mendukung program ketahanan pangan nasional, PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur melaksanakan program pompanisasi di berbagai wilayah di Jawa Timur. Program ini merupakan bagian dari inisiatif “electrifying agriculture” yang mengubah sistem irigasi sawah dari penggunaan mesin diesel menjadi listrik PLN. Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas pertanian dan efisiensi kerja petani.
General Manager PLN UID Jawa Timur, Ahmad Mustaqir, menjelaskan bahwa program ini merupakan kontribusi nyata PLN dalam mendukung proyek strategis nasional terkait ketahanan pangan.
“PLN hadir untuk mendorong peningkatan produktivitas hasil pertanian dan efisiensi kerja petani di wilayah yang sulit mendapatkan air untuk tumbuh kembang tanaman. Ini adalah langkah nyata dalam mendukung ketahanan pangan nasional,” jelas Ahmad.
Salah satu lokasi implementasi program ini adalah Desa Wringinpitu, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi. Kelompok Tani (Poktan) Tani Usaha bekerja sama dengan PLN dan Dinas Pertanian untuk mengaplikasikan pompanisasi.
Ketua Poktan Tani Usaha, Khusaini, menyampaikan bahwa program ini sangat membantu petani di desanya. “Pompanisasi ini sangat penting untuk mendukung keberlanjutan sektor pertanian di desa kami. Dengan ini, petani bisa mengelola air lebih efisien,” katanya.
Penyuluh Pertanian Lapangan Kecamatan Tegaldlimo, Dodik Dwi Anggriawan, juga menekankan manfaat besar dari program ini. “Dengan pompanisasi, air kini dapat dimanfaatkan dengan lebih baik oleh warga, mengatasi keterbatasan irigasi yang sebelumnya sulit menjangkau lahan petani,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa petani dapat menghemat hingga 41% pengeluaran dibandingkan penggunaan bahan bakar minyak. “Jika sebelumnya pengeluaran mencapai 4 juta rupiah per bulan, dengan listrik PLN hanya sekitar 2,4 juta rupiah,” jelas Dodik.
Di Kabupaten Jember, PLN bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan mengaktifkan pompa air listrik berkapasitas 13.200 VA. Pompa ini digunakan untuk mengairi lahan pertanian seluas tiga hektare di Tanggul. Dengan adanya program ini, para petani dapat mengoptimalkan pengairan lahan mereka, yang diharapkan mampu meningkatkan hasil panen dari segi kualitas maupun kuantitas.
Budiman, perwakilan Dinas Pendapatan Daerah, menyambut baik program ini. Menurutnya, penggunaan pompa listrik memberikan banyak manfaat, termasuk efisiensi biaya dan peningkatan kualitas hasil pertanian.
“Air yang dipompa menjadi lebih higienis dan bebas dari kontaminan. Selain itu, listrik lebih hemat dibandingkan bahan bakar minyak, sehingga biaya operasional menjadi lebih terjangkau dalam jangka panjang,” ujarnya.
Kelompok Tani Barokah di Ploso, Tambaksari, Surabaya, juga merasakan manfaat program ini. Dengan tersambungnya listrik berdaya 5.500 VA, kelompok ini mampu mengelola lahan pertanian mereka dengan lebih mudah. Hasil panen yang meningkat tidak hanya membantu memenuhi kebutuhan pangan lokal tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan daerah.
Program pompanisasi yang diusung PLN merupakan wujud nyata kolaborasi antara pemerintah, PLN, dan masyarakat untuk mendorong pertanian yang lebih modern, efisien, dan berkelanjutan. Dengan memanfaatkan energi listrik, petani dapat mengelola sumber daya air dengan lebih baik, sehingga ketahanan pangan nasional dapat terus diperkuat.