SURABAYAONLINE.CO – Mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) yang tergabung dalam komunitas penerima beasiswa Bank Indonesia atau Generasi Baru Indonesia (GenBI) melakukan kegiatan pengabdian masyarakat.
Kegiatan ini berlangsung pada Jumat (22/11/2024) hingga Sabtu (23/11/2024). Sasarannya adalah pelaku UMKM, ibu-ibu PKK, serta pemuda Karang Taruna di Kelurahan Tambak Wedi, Kecamatan Kenjeran, Surabaya.
Ketua Divisi Pengabdian Masyarakat GenBI UNAIR, Felicia Zevanya mengatakan Abdi Desa 2024 ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang uang digital dan penerapan QRIS, khususnya bagi pemberdaya UMKM.
“Melalui program ini, mahasiswa dapat menjadi agen perubahan dan garda terdepan dalam meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat desa,” ujar Felicia.
Abdi Desa 2024 mendukung implementasi Sustainable Development Goals (SDGs), tepatnya pada poin ke-8 dan poin ke-9 mengenai Decent Work and Economic Growth, serta Industry, Innovation, and Infrastructure.
Konsep keuangan digital kini menjadi urgensi seiring meningkatnya kualitas teknologi. Pelaku UMKM perlu melakukan adaptasi guna mengeskalasi profit terhadap bisnis yang mereka jalani. Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) menjadi salah satu bentuk teknologi keuangan digital yang tim GenBI UNAIR perkenalkan kepada pelaku UMKM di Tambak Wedi.
Selain mengenal QRIS, para pelaku UMKM juga mendapat wawasan soal tips and trick mengembangkan produk UMKM. Siti Fatimah ST yang merupakan Executive Director UMKM Dede Satoe menyampaikan materi terkait topik ini. Siti memaparkan soal cara membentuk branding image yang baik di media sosial. Dalam kesempatan itu juga siti memberikan kritik dan saran untuk produk yang ada di UMKM Tambak Wedi.
GenBI UNAIR juga mengajak ibu-ibu PKK dan pemuda Karang Taruna untuk praktik mengolah sampah menjadi barang yang bernilai jual. Praktik pengolahan cangkang kerang ini terlaksana melalui kolaborasi GenBI UNAIR dengan komunitas Impactive Indonesia.
“Pada sesi ini para peserta diberikan wawasan tentang potensi cangkang kerang yang dapat diolah menjadi berbagai produk kerajinan,” imbuh Felicia.
Selain mengolah limbah cangkang kerang, peserta juga mendapat edukasi terkait cara membuat kompos rumah tangga dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya. Pada kesempatan ini, tim DLH Surabaya juga mengenalkan berbagai olahan sampah, seperti ecobrick dan eco enzyme.