SURABAYAONLINE.CO, Jakarta – Pemerintah berkomitmen untuk mengatasi masalah gizi sebagai langkah dasar untuk menciptakan generasi penerus yang kuat dan berpotensi menjadi pilar kemajuan bangsa, untuk mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045.
Salah satu Asta Cita visi pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto, khususnya Asta Cita ke 4 yaitu “Memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.
Staf Ahli Bidang Koordinasi Peningkatan Sumber Daya Kemaritiman Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Budiono Subambang menyampaikan, salah satu program Quick Wins yang penting untuk mewujudkan Asta Cita ke-4 adalah memberi makanan bergizi sehat di sekolah dan pesantren serta bantuan gizi untuk balita dan ibu hamil.
Hal tersebut disampaikan Budiono mewakili Plt. Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Nunung Nuryartono dalam Rapat Koordinasi Upaya Perbaikan Gizi: Koordinasi dan Sinkronisasi Perencanaan Makan Bergizi Gratis, di Kantor Kemenko PMK, pada Jumat (8/11/2024).
“Percepatan penurunan angka stunting ini menjadi salah satu fokus kita di dalam upaya perbaikan gizi nasional. Karenanya pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto mengupayakan program makanan bergizi gratis untuk anak-anak sekolah,” ujarnya.
Data menunjukkan, Indonesia masih memiliki tantangan serius dalam masalah gizi. Berdasarkan survei SSGI, angka prevalensi stunting pada balita Indonesia masih berada pada kisaran 21,6 persen di tahun 2022, dan di 2023 di 21,5 persen.
“Kita harapkan di tahun 2024 ini mudah-mudahan kita bisa menurun lagi secara signifikan. Hari ini dilihat dari kondisi tadi mengingat stunting ini tidak hanya menghambat pertumbuhan fisik tapi juga berdampak pada perkembangan kognitif anak yang berpengaruh pada produktivitas jangka panjang,” jelas Budiono Subambang.
Rapat Koordinasi Upaya Perbaikan Gizi: Koordinasi dan Sinkronisasi Perencanaan Makan Bergizi Gratis dihadiri oleh perwakilan Badan Gizi Nasional, Kementerian Perencanaam Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas), Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Budiono menjelaskan, perlu strategi komprehensif dan terintegrasi guna memastikan seluruh kebijakan program perbaikan gizi berjalan efektif dan tepat sasaran. Menurutnya, seluruh program makanan bergizi gratis harus melibatkan kolaborasi pemangku kepentingan terkait untuk dikonvergensikan sehingga bisa komprehensif dan terintegrasi.
“Mulai dari penyediaan akses pangan bergizi, peningkatan layanan kesehatan ibu dan anak hingga program edukasi gizi kepada masyarakat. Hal ini sesuai dengan misi pemerintah untuk memberikan akses yang adil dan merata terhadap kesehatan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia,” ungkapnya.
“Mari kita bersama-sama mendukung perbaikan gizi bisa terlaksana dengan baik. Dengan sepenuh semangat kita bersama-sama menciptakan generasi bangsa yang sehat kuat dan berdaya saing,” imbuh Budiono. (*/ANO)