SURABAYAONLINE.CO, Surabaya-Melimpahnya tanaman obat di pekarangan warga Desa Wates, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung, menginspirasi Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Airlangga (Unair) gelar pemberdayaan dan pelatihan pengolahan jamu dari tanaman herbal untuk warga Desa Wates.
Kegiatan ini diikuti kurang lebih 30 orang warga Desa Wates yang tergabung dalam kelompok KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari). Acara diawali dengan sosialisasi tentang wawasan jamu dan Pemaparan materi dilakukan oleh narasumber apt. Amalia Eka Putri, M.Farm yang merupakan Dosen farmasi STIKes Karya Putra Bangsa dan diakhiri dengan Pelatihan pembuatan jamu.
Pelatihan didampingi oleh Rahma Diyan Martha, S.Si., M.Sc, Dosen S1 Farmasi STIKes Karya Putra Tulungagung dan Dr. Wimbuh Tri Widodo, M.Si, Dosen Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga yang juga ketua dari kegiatan pengabdian ini. Dalam pengabdian ini dibagikan beberapa grinder kepada perwakilan peserta yang dianggap mampu merawat dan menggunakannya agar bisa dimanfaat oleh semua warga.
Dr. Wimbuh Tri Widodo, M.Si, Dosen Magister ilmu Forensik Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga menjelaskan tujuannya adalah meningkatkan wawasan warga tentang jamu, memberikan pelatihan pengolahan jamu yang tepat, serta menginisiasi penanaman berbagai jenis tanaman herbal di lahan warga.
“Metode yang digunakan meliputi presentasi materi, pelatihan berbasis metode ilmiah, dan pembagian bibit tanaman herbal. Kegiatan ini berhasil menambah pengetahuan warga tentang jamu, termasuk cara pengolahan yang tepat untuk menghasilkan produk dengan aktivitas antioksidan tinggi. Warga juga termotivasi untuk menjual hasil olahan jamu sebagai tambahan penghasilan,”ujarnya, di Surabaya, Senin(23/9/2024).
Selain itu, inisiasi penanaman tanaman herbal memicu keinginan warga untuk membuat kebun herbal sendiri. Pelaksanaan kegiatan ini melibatkan pemaparan materi, diskusi, dan sesi tanya jawab, dengan dukungan bahan visual seperti pamflet dan presentasi PowerPoint. Secara keseluruhan, kegiatan ini berhasil meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pemanfaatan sumber daya lokal dan berpotensi memberdayakan ekonomi warga melalui pemanfaatan tanaman herbal dan produk turunannya.
Dr. Wimbuh Tri Widodo, M.Si, Dosen Magister ilmu Forensik Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga menambahkan, Salah satunya misalkan Brotowali, di Indonesia brotowali dipakai untuk pengobatan sakit punggung, hipertensi, dan diabetes. Khususnya di Jawa, brotowali secara tradisional dipakai untuk treatment demam, malaria, sakit perut, kencing nanah, dan sebagai tonikum hal seperti ini tentunya masih belum banyak Masyarakat yang tahu.
Di sisi lain Dr. Sonny Kristianto, M. Si Dosen Magister ilmu Forensik Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga menambahkan bahwa masyarakat Desa Wates banyak diketahui menderita diabetes dan penyakit-penyakit lain yang dapat diobati dan diterapi menggunakan tanaman herbal di pekarangan. Sayangnya, masyarakat belum mengetahui manfaat dan khasiat tanaman herbal khususnya brotowali yang tumbuh di pekarangan mereka.
“Ada beberapa warga yang telah membiasakan minum jamu, namum mereka meminum jamu ketika sudah menderita suatu penyakit. Seharusnya jamu diminum setiap hari ketika sehat untuk menjaga kebugaran dan mencegah terjadinya suatu penyakit. Melimpahnya tanaman brotowali juga berpotensi mendatangkan keuntungan finansial jika diolah menjadi jamu serbuk atau kapsul serta dijual secara offline maupun online sehingga bisa menambah penghasilan warga. Jika warga dibina secara intesif, Penjualan jamu tersebut dapat mengentaskan kemiskinan warga Desa.” Tambah Prof. Dr. dr Ahmad Yudianto Sp.FM(K).,SH.,M.Kes Dosen Magister ilmu Forensik SPs Unair. (madwin)