SURABAYAONLINE.CO, Surabaya – Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur Erwin Astha Triyono mengatakan, cara menurunkan stunting ada dua. Yakni intervensi spesifik dan intervensi sensitif.
“Salah satu intervensi yang ada dalam spesifik maupun sensitif adalah pemberian air susu ibu (ASI). Makanya Pekan ASI Sedunia ini diharapkan bisa mendongkrak program pemerintah yakni menurunkan stunting,” katanya usai memperingati pekan menyusui sedunia di kantor Dinkes Jatim, Senin (26/8).
Erwin mengatakan. isu menyusui jangan sampai menjadi isu program, melainkan gaya hidup. Menurutnya, isu menyusui atau pemberian ASI eksklusif bukan hanya tugas pemerintah, namun masyarakat sekitar.
“Tadi saya menyampaikan ini fotonya ibu kok sama banyinya saja, mana foto bapaknya, karena bapak juga harus paham terkait gimana menyusui yang baik. Dengan begitu minimal bapaknya akan mendorong memberikan motivasi untuk ibunya menyusui,” terangnya.
Selain itu, lanjut Erwin, lingkungan kerja juga harus mendukung kebijakan memberikan ASI yang baik. Kemudian ada fasilitas untuk menyusui dan penyimpanan ASI. “Tapi yang tidak kalah penting adalah support dari kawan-kawannya, sehingga bisa mengerjakan pekerjaan dengan baik. Juga tidak lupa tanggung jawab untuk memberikan asi yang excelent buat putra-putrinya,” tegasnya.
Menurut Erwin, pada semester pertama tahun 2024, program pemberian ASI eksklusif di Jawa Timur sudah 70 persen. Erwin berharap targetnya mencapai 100 persen. “Terkait ruang laktasi ini jangan sampai hanya menjadi program atau punishment. Akan tetapi harus menjadi gaya hidup,” pungkasnya.(*)