SURABAYAONLINE.CO, Surabaya – Ratusan bonek, pendukung setia Persebaya berkumpul di depan kantor manajemen klub di Surabaya Town Square (Sutos) dengan mengendarai sepeda motor untuk mengungkapkan ketidakpuasannya atas buruknya performa tim pada laga putaran pertama, pada Senin (30/10).
Bonek meminta manajemen bertanggungjawab atas hasil mengecewakan tersebut. Aksi protes berlangsung sekitar pukul 10.00. Sebagai wujud kesetiaan dan kebanggaan mereka, para bonek mengawali aksinya dengan menyanyikan lagu Persebaya yang dikenal dengan Song for Pride.
Dari berbagai tuntutan mereka, salah satu poin penting yang dilontarkan adalah perlunya manajemen memperbaiki performa tim, apalagi mengingat kekalahan baru-baru ini dari Persik Kediri dengan skor 4-0 di laga putaran pertama.
“Berbagai isu mengiringi perjalanan tim, dimulai dari bursa transfer pemain, skema permainan tim yang tidak jelas, hingga kualitas kerangka pemain,” kata Capo Ipul saat orasi.
Tuntutan bonek karena dari posisi tim Persebaya saat ini di klasemen liga. Persebaya berada di posisi sulit, tertahan di peringkat 11 dengan 22 poin. Artinya, tim berisiko terpeleset lebih jauh jika PSM Makassar mengamankan kemenangan atas RANS Nusantara FC. PSM saat ini berada di peringkat 12 dengan 21 poin sehingga persaingannya ketat.
Sementara itu, dibawah tanggung jawab pelatih baru, Josep Gombau, tim Persebaya terus mengalami penurunan performa yang dibuktikan dengan kekalahannya akhir-akhir ini.
“Pemain kunci harusnya bertahan. Tapi, apa yang terjadi, satu per satu mereka lepas. Dari situ, kami mulai merasa resah. Harusnya, manajemen bisa mengambil pemain yang setara. Ini jadi PR besar bagi mereka yang di atas,” ungkapnya.
“Persebaya ini besar, bukan tim kaleng-kaleng. Bonek selalu ada untuk Persebaya dalam kondisi apapun. Bonek selalu yang terdepan jika Persebaya dizalimi,” tambah Ipul.
Bonek menuntut performa dan hasil yang lebih baik dari tim kesayangannya karena ingin melihat Persebaya naik lebih tinggi di klasemen dan mengamankan posisi yang lebih diunggulkan.
Dikabarkan bahwa laga Persebaya kontra Persis Solo mendatang menandai dimulainya putaran kedua Liga 1 yang rencananya akan berlangsung pada 2 November 2023. Bonek berharap Persebaya bisa meraih kemenangan di laga kali ini karena menjadi penentu performa mereka di putaran kedua liga.
Ketika demo berlangsung, pihak Bonek meneriakkan “Yahya Out” yang bermula dari rasa frustrasi mereka terhadap hasil negatif tim di Liga 1. Mereka menilai kepemimpinan saat ini yang diwakili Yahya bertanggung jawab atas buruknya kinerja tim dan meminta Yahya Alkitri dicopot sebagai manajer tim.
Bonek ingin melihat adanya pergantian kepemimpinan demi membalikkan keadaan tim kesayangannya. Mereka berharap dengan menyampaikan tuntutannya, ada perubahan yang diperlukan untuk membawa Persebaya kembali ke jalur kemenangan.
“Persebaya tidak pantas berada di bawah peringkat 10. Persebaya selayaknya ada di peringkat kedua atau satu, tidak lebih. Itu lebih layak. Tidak ada revisi target. Target kita tetap sama, yaitu juara,” ujar Capo Ipul.
Selama Josep Gombau menjadi pelatih Persebaya, tercatat tiga laga dimana tim Persebaya hanya menang satu kali, imbang satu laga, dan tiga laga terakhir kalah total. Karena catatan buruk tersebut, pihak manajemen tim Persebaya kembali menunjuk Uston Nawawi sebagai kepala pelatih.
Bonek juga menyebutkan 4 tuntutan terkait manajemen tim Persebaya.
Tuntutan pertama ditujukan kepada sang CEO, Azrul Ananda, dan meminta agar ia memberikan pernyataan tegas dan mengambil langkah strategis untuk menyelamatkan tim. Termasuk meningkatkan kualitas tim, baik dari segi pelatih maupun pemain. Bonek percaya bahwa dengan mengambul langkah tersebut maka tim Persebaya akan memiliki peluang lebih besar untuk sukses dan mengamankan posisinya di liga.
Tuntutan kedua berkisar pada performa tim di putaran kedua Liga 1. Bonek menuntut target maksimal 9 poin, baik lewat kemenangan penuh atau minimal 7 poin. Jika target tersebut tidak tercapai oleh pihak manajemen, pihak Boneks meminta manajer tim Persebaya mengundurkan diri.
“Jika dalam tiga laga putaran kedua ini Persebaya tidak mampu meraih hasil maksimal 9 poin setidaknya tujuh poin, manajer tim harus mengundurkan diri,” ucap Capo Ipul.
Tuntutan ketiga dari Bonek, agar manajemen melakukan pengawasan penuh terhadap para pemain, baik lokal maupun asing. Tuntutan ini menyoroti pentingnya manajemen pemain dan perlunya pengawasan.
Keempat, mereka ingin Persebaya menjadi juara .
“Target juara harus tetap terealisasi di musim ini,” kata Ipul dalam orasinya.
Bonek ditemui oleh pengurus berlangsung sekitar pukul 10.45 WIB. Tim manajemen Green Force yang hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Yahya Alkatiri, Uston Nawawi, dan Candra Wahyudi.
Direktur Operasional Persebaya, Candra Wahyudi merespons tuntutan Bonek tersebut. Pihaknya akan mengevaluasi sebanyak 10 pemain yang dimiliki saat ini.
Direktur Operasional Persebaya, Candra Wahyudi, menjawab tuntutan yang dilontarkan Bonek dengan memutuskan untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja dan keterampilan hingga 10 pemain yang saat ini ada dalam daftar mereka.
“Kami sudah berkoordinasi dengan CEO, akan ada 10 pemain yang akan dievaluasi, delapan pemain lokal dan dua pemain asing,” kata Candra.
Namun pihak Bonek tidak peduli dengan siapapun nama pemain yang dievaluasi. Mereka hanya menginginkan kemenangan.
‘Kami juga memiliki target untuk penilaian manajemen sehingga jika tidak memenubi target akan kami lakukan evaluasi,
Candra juga mengatakan bahwa pihaknya memastikan Persebaya akan memenuhi target Bonek dengan minimal meraih tujuh poin di pertandingan terakhir dimana hal itu juga akan disampaikan ke pemain dan pelatih.
“Target empat besar, kami tidak pernah menganulir, CEO Persebaya juga ingin kita juara. Prosesnya kami tetap mengupayakan, dalam jangka pendek masuk empat besar,” kata Candra.
“Dari manapun pemainnya, siapa namanya, siapapun pemainnya, yang penting Persebaya juara,” kata Capo Ipul yang disambut tepuk tangan Bonek.
Demo tersebut berlangsung selama tiga jam dan orasi Bonek berakhir dengan nyanyian Song for Pride kembali.