SURABAYAONLINE.CO, Jember – Badan Usaha Milik Nahdlatul Ulama (BUMNU) di Kabupaten Jember membuka peluang seluas-luasnya bagi UMKM yang ingin bergabung. Nantinya Dinas Koperasi setempat yang akan men–screening produk yang layak dan berkualitas untuk dipasarkan.
Hal ini diungkapkan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Alissa Wahid saat berkunjung ke BUMNU di Jember. BUMNU Grosir di Jember akan direplikasi di seluruh titik di Indonesia. Jawa Timur bakal menjadi model percontohan bagi BUMNU se-Indonesia. “Targetnya sebanyak 250 BUMNU akan dibangun secara bertahap,” kata Alissa Wahid.
BUMNU akan memfasilitasi warung kecil. Selain itu, akan terus mendorong UMKM Jember yang layak dan berkualitas untuk berpartisipasi dalam BUMNU Grosir yang akan dibuka dalam waktu dekat.
“Kerja sama dengan seluruh elemen sangat dibutuhkan untuk menciptakan wirausaha yang kompeten. Mari melangkah bersama menuju kemaslahatan umat dan menyongsong generasi emas tahun 2045,” katanya.
Ia mengatakan pihaknya masih akan mempersiapkan soft opening BUMNU Grosir Jember dalam beberapa hari lagi. Sehingga saat ini fokus pada pencanangan gerakan kemandirian ekonomi NU yang merupakan rangkaian kegiatan Harlah 1 Abad NU yang puncaknya digelar di Sidoarjo.
Sementara, Bupati Jember Hendy Siswanto mengatakan, BUMNU Jember menjadi salah satu unit usaha yang bergerak di sektor pangan. Diharapkan bisa menggerakkan perputaran ekonomi rakyat dan menekan angka inflasi. Terutama kemiskinan ekstrem di kabupaten setempat.
“Program kemandirian pangan tersebut tentunya merupakan hasil sinergitas antara seluruh pihak baik pemerintah daerah, pemerintah pusat, perbankan, BUMN maupun BUMD,” katanya.
Ia menjelaskan Pemkab Jember fokus untuk peran aktif Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDesma) dalam mengelola UMKM yang akan bergabung dengan BUMNU.
“Kami memiliki total 86 ribu anggota yang bergabung dengan BUMDes dan BUMDEsma. Pemkab Jember siap mendukung BUMNU melalui UMKM demi kemaslahatan warga nahdliyin dan juga mengentaskan kemiskinan ekstrem,” tuturnya.(*)