SURABAYAONLINE.CO – PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) siap mengelola potensi perikanan asal Papua Barat. Bisnis ini diyakini sangat menguntungkan karena produksi yang melimpah dengan permintaan yang stabil.
Dalam kegiatan Misi Dagang Provinsi Jatim ke Papua, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, mendorong PT SIER menangkap potensi bisnis cold storage untuk ikan asal Papua.
Menanggapi usulan Gubernur Jatim ini, Direktur Utama PT SIER, Didik Prasetiyono mengatakan, akan melakukan langkah-langkah strategis untuk mempelajari dan menindaklanjuti usulan Gubernur Jatim tersebut. Baginya, semua bisnis yang memiliki potensi besar layak untuk dibuat studi kelayakan bisnis baru bagi SIER.
“Tantangannya adalah rantai pasok dingin yang menghubungkan potensi pasar di Pulau Jawa dan sumber komoditi perikanan di tanah Papua. Rantai pasok dingin atau cold chain termasuk gudang berpendingin adalah salah satu sektor yang perlu dikembangkan di kawasan industri yang dimiliki SIER,” kata Didik melalui siaran pers, Jumat (27/1/2023).
Didik menambahkan, cold storage memang menjadi kunci menambah daya saing produk perikanan. Gudang berpendingin dalam rantai pasok memungkinkan pengelolaan yang baik dari suplai ikan segar, memperpanjang masa simpan ikan.
Selain itu, rantai pasok dingin juga memungkinkan untuk menjangkau pasar yang lebih luas, seperti pasar ekspor yang membutuhkan ikan yang segar dan dapat bertahan lama dan tentunya dapat dijual dengan harga yang lebih bagus.
“Bu Gubernur melihat potensi bisnis itu, sehingga mendorong PT SIER untuk berperan lebih dalam mengoptimalkan tenant dan investor yang telah ada di kawasan industri SIER dan PIER serta potensi-potensi pengembangan dengan Indonesia bagian timur khususnya Papua,” tandas Wakil Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia Wilayah Jatim ini.
Dalam Misi Dagang ke Tanah Papua, tepatnya di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya (PBD), SIER menjadi salah satu dari 141 perusahaan dari kedua provinsi yang mengikuti misi dagang.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah mengatakan, dengan cold storage memungkinkan pengelolaan yang baik dari suplai ikan segar, sehingga dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi dan memperpanjang masa simpan ikan.
“Selain itu, cold storage juga dapat digunakan untuk menyimpan produk olahan ikan seperti ikan asin, ikan kalengan, dan ikan beku, yang merupakan pasar yang sangat menguntungkan,” paparnya.
Menurut Khofifah, komoditas perikanan seperti cumi dan udang menjadi komoditas tertinggi yang diminati pada misi dagang kali ini, dengan transaksi mencapai Rp63 miliar. Sedangkan total transaksi pada misi dagang kali ini tembus Rp246,162 miliar.
Komoditas lainnya yang diminati seperti cakalang, baby tuna, ikan, makanan ringan, rokok, beras, daging ayam, daging frozen, bahan bangunan, fesyen, bawang merah, pupuk organik dan cabe merah.
Sejauh ini, kata Khofifah, hubungan dagang antara Jatim dengan Papua Barat khususnya Sorong sudah sangat erat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim, neraca perdagangan antara Jatim dan Papua Barat pada 2022 mencapai Rp1,57 triliun. Dimana penjualan Jatim ke Papua Barat sebesar Rp1,17 triliun.