SURABAYAONLINE.CO, Sumenep – Bina Seni Teng Tinkerbel Desa Banasare, Kecamatan Rubaru, Sumenep meraih penghargaan terbaik sebagai daya tarik wisata budaya Se-Jatim.
Pengharagaan itu diraih pada pagelaran East Java Tourism Award (ETJA) Tahun 2021 yang terselenggara di salah satu hotel ternama di Malang, Sabtu (10/12) kemarin.
Pimpinan Bina Seni Teng Tinkerbel Sumenep Akh Darus mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak yang telah mempercayai keseniannya itu sebagai peraih pengharagaan terbaik daya tarik wisata budaya di Jawa Timur.
“Penghargaan ini saya persembahkan untuk masyarakat Sumenep dan khususnya pelaku seni Teng Tinkerbel,” ucapnya, Minggu (11/12).
Sebelum dinyatakan sebagai peraih penghargaan itu, wadah keseniannya itu ikut berpartisipasi sebagai peserta pagelaran Etja tersebut dengan diikuti kesenian lainnya dari berbagai wilayah di Jatim.
Kemudian, tim dewan juri yang meliputi perwakilan dari Kemenparekraf RI dan Jatim langsung survie ke lapangan (Tempat Kesenian Teng Tinkerbel) di Desa Banasare.
“Alhamdulillah, dengan semangat dan perjuangan yang gigih, kesenian Teng Tinkerbel meraih terbaik se Jawa Timur,” paparnya
Sejarah singkat Bina Seni Teng Tinkerbell:
Kesenian Teng Tinkerbel merupakan sebuah wadah untuk berbagi ilmu pengetahuan dan ketrampilan generasi muda sekitar Desa Banasare di bidang seni dan budaya guna pematangan potensi sejak dini yang menciptakan dan mengembangkan sikap mandiri, kreatif dan percaya diri.
Terdapat beberapa cabang seni yang dibina di Bina Seni Teng Tinkerbell, diantaranya seni tari (tradisional dan modern), seni musik tradisi (Ul daul dan karawitan), seni sastra, seni drama, dan sentra pembuatan blangkon khas Kabupaten Sumenep.
Pembinaan kesenian dilakukan di bidang seni tradisi, kreasi, dan modern. Hal ini dilakukan untuk tetap menarik minat anak anak dan pemuda pemudi di bidang seni. Bina Seni Teng Tinkerbell melakukan pembinaan di bidang seni tradisi (musik tradisi, Topeng Dhalang, Seni Tradisi) sebagai bahan ajar utama.
Selain itu juga membuat karya karya kreasi baru untuk mengasah kreativitas dimana dalam prosesnya juga melibatkan anak anak binaan di Bina Seni Teng Tinkerbell.
Proses pendidikan yang berlangsung di Bina Seni Teng Tinkerbell menggunakan dua sistem. Yaitu drill dan bengkel. Sistem drill adalah guru memberikan contoh kemudian siswa mengikutinya secara berulang-ulang. Sedangkan sistem bengkel adalah belajar seni yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas tari yang dimiliki seseorang.
Pembelajarannya secara nonformal (tanpa ada syarat khusus dan batas usia) dalam penerimaan siswa. Penerimaan siswanya dilakukan setiap hari, demi berlangsungnya regenerasi murid serta pelestarian dan pengenalan seni pada masyarakat luas.
Bina Seni Teng Tinkerbell sendiri berasal dari kata Teng dan Tinkerbell. Teng berasal dari kata Petteng yang dalam bahasa madura berarti lampu. Sedangkan nama Tinkerbell merupakan nama tokoh fiksi dari karya J.M Barrie. dimana merupakan tokoh kartun favorit anak anak di sekitar Banasare dan juga tokoh yang memiliki sifat kreatif yang tinggi. Nama tersebut berarti Bina Seni Teng Tinkerbell dapat menjadi penerang di dalam kesenian.
Awalnya Bina Seni Teng Tinkerbell hanya bernama Sanggar Teng. Namun tahun 2010 berubah menjadi Bina Seni Teng Tinkerbell sebagai bentuk pembaharuan dalam hal peluasan pembinaan bidang seni dan kerajinan serta pembaharuan sistem menjadi lebih kekinian dari Sanggar Teng. (Upek)