SURABAYAONLINE.CO – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk ( Bank Jatim) menggelar Festival Budaya dengan mengusung tema Indahnya Masa Djadoel. Berbagai kegiatan beraroma djaman doeloe seperti Bazar Tempo Doeloe, Dolanan Tradisional hingga Tandhing Kidung Parikan dihadirkan dalam kegiatan ini.
Sebagai salah satu cagar budaya yang penuh dengan kisah sejarah, Balai Pemuda Surabaya menjadi lokasi yang sangat menunjang dalam penyelenggaraannya. Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman mengatakan festival budaya ini digelar dalam rangka Hari Ulang Tahun Provinsi Jawa Timur 77 tahun, Hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan.
Bank Jatim hadir berkontribusi mempersembahkan festival budaya kearifan lokal Jawa Timur namun juga terdapat performing art tarian dari seluruh nusantara. Seiring dengan kemajuan teknologi saat ini, bagaimanapun budaya harus dilestarikan.
”Khusus untuk budaya lokal, kita lestarikan dan kembangkan dengan konsep tandhing ngidung parikan bagi anak-anak muda mulai dari pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum,” ucap Busrul Iman.
Pengunjung dapat menikmati makanan dan minuman djadoel yang telah disediakan. Selain itu masyarakat juga bisa terbawa suasana djaman doeloe melalui permainan-permainan tradisional yang telah dipersiapkan sedemikian rupa oleh panitia.
Masyarakat juga dapat mengikuti Tandhing Kidung Parikan Bank Jatim yang dikategorikan menjadi dua kategori yaitu kategori pelajar dan umum. Dengan total hadiah puluhan juta rupiah, para semifinalis dan finalis peserta lomba yang terpilih tampil secara langsung di Balai Pemuda Surabaya.
Budaya parikan khas Jawa Timur menurut Busrul merupakan alat komunikasi sederhana, melalui penggunaan bahasa egaliter yang disampaikan secara jenaka. Budaya tersebut diharapkan mampu membentuk pola komunikasi yang mudah diterima banyak pihak serta efektif dalam menyampaikan pesan budaya yang ada.
”Semoga event ini membawa semangat kita bersama untuk melestarikan budaya lokal,” harap Busrul.
Anggota DPR-RI Komisi XI Indah Kurnia mengatakan melalui beberapa permainan tradisional di festival budaya ini, diharapkan memberikan pesan kepada anak-anak muda bahwa permainan yang melibatkan orang disekitar dengan interaksi secara langsung jauh lebih baik daripada sendirian.
Beberapa kesenian tradisional dari berbagai daerah juga disajikan guna mengenalkan budaya – budaya di Indonesia. Tari Gandrung Banyuwangi, Tari Kabasaran dari Minahasa, Kolintang Remaja dan Kolintang Coach dari Manado menjadi beberapa kesenian daerah yang ditampilkan.
Acara dilanjutkan dengan dagelan pelawak asal Sidoarjo Agus Cuprit yang mengundang gelak tawa pengunjung yang hadir. Setelah dibikin tertawa terbahak-bahak, para pengunjung dibuat berdebar dengan persiapan pengumuman para pemenang lomba parikan.
Tandhing Ngidung Parikan kategori pelajar Juara I berhasil diarih oleh Dwi Daru Permana Putra asal Surabaya. Juara II Selvi Dwi Oktavia dan Juara III diraih peserta asal Trenggalek Putra Gusti Mustika Aji. Sedangkan pada kategori umum, Juara I berhasil diraih oleh Sinta Fitri Novia asal Sidoarjo, Juara II Septa Wahyu Andhika asal Nganjuk dan Juara III Sulastri asal Pasuruan.
Melihat antusias masyarakat saat mengikuti event ini, bankjatim mengapresiasi peserta dengan memberikan kategori Juara harapan yang diberikan kepada Efendi Sudjarwo asal Surabaya dan Juara Favorit kepada Sandhidea Cahyo Narpati asal Malang.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak menyampaikan apresiasinya terhadap event festival budaya ini. ”Kita ingin Jawa Timur semakin dikenal sebagai tempat lahirnya budaya-budayawan dan kelompok seniman. Melalui Tandhing Ngidung Parikan yang telah diikuti oleh pelajar dan masyarakat umum, mudah-mudahan memberikan semangat bagi anak-anak muda untuk terus berkarya,” tutur Emil.
Sebagai penutup di sembilan Nawa Bhakti Satya yang menjadi komitmen Khofifah-Emil, terdapat program Jatim Harmoni. ”Kita yakin apabila Jawa Timur menjadi provinsi yang harmoni, maka kita akan memiliki hidup yang lebih bermakna. Bukan hanya tentang mewah tetapi tentang bagaimana kualitas hidup yang membuat kita semua semakin bahagia,” tutup Emil.