SURABAYAONLINE.CO, Sumenep – Penjamasan pusaka keraton Sumenep, Madura, Jawa Timur sudah terselenggara pada (6/8) atau sekitar lima bulan yang lalu.
Kegiatan tersebut merupakan acara sakral bagi masyarakat Desa Aeng Tongtong yang mayoritas penduduknya para empu keris. Bahkan, Sumenep diakui Unesco sebagai pengrajin keris terbanyak di Indonesia.
Penjamasan pusaka keraton dikabarkan mendapat kucuran dana sekitar Rp50 juta dari Disbudporapar setempat. Namun, hingga saat ini belum cair.
Ketua Paguyuban Pelar Agung Sanamo menceritakan, sebelum Penjamasan dilaksanakan, Kepala Disbudporapar Sumenep Moh. Iksan sempat berjanji akan membantu kegiatan tersebut dengan kucuran dana sebesar Rp50 juta. Namun, sampai saat ini belum diketahui asal usulnya.
Akibat janji yang tak kunjung jelas itu, pihaknya mengaku menggunakan dana swadaya untuk menyukseskan Penjamasan Keraton Sumenep yang setiap tahun rutin digelar.
“Kami dijanjikan bulan ini. Tapi sampai saat ini saat ini belum cair mas,” kata Ketua Paguyuban Pelar Agung Sanamo, Senin (10/10).
Saat disinggung klaim Disbudporapar terhadap kegiatan penjamasana, pihaknya mengaku tidak tahu. Namun, dia menilai bahwa ketika berbicara kegiatan, penjamasan dan hari jadi sumenep merupakan agenda yang berbeda termasuk anggarannya. “Menurut saya berbeda mas karena jangka waktunya jauh juga,” ucapnya
Sebelumnya, Penjamasan pusaka Keraton yang diselenggarakan masyarakat Desa Aeng Tongtong, Sumenep diklaim bagian dari serangkaian hari jadi sumenep tahun ini oleh Disbudporapar setempat.
Hal itu mendapat sorotan dari kalangan karena Dinas terkait dinilai tidak memiliki akal atau ide kreatif karena dengan gampangnya mengklaim. Tidak hanya itu, logopun menjadi bahan tertawaan dan ditolak tegas takmir masjid jamik karena dinilai tidak beretika.
Penjamasan keris di Desa Aeng Tongtong merupakan kegiatan yang dilaksanakan setiap tahun secara rutin. Artinya tidak pada hari jadi Sumenep. “Acara itu tidak murni digelar Disbudporapar. Ada tidaknya Dinas terkait penjamasan tetap berjalan,” tegasnya salah satu tokoh budayawan Sumenep Anwar.
Jika pun dimasukan dalam rangkaian hari jadi, kata Anwar, seharusnya keluarnya flayer bukan dalam waktu ini melainkan jauh hari sebelum pelaksanaan. “Ini mau mempromosikan kegiatan, tapi kegiatannya sudah selesai. Nah, bagaimana ini Kepala Dinas dan yang ada didalamnya,” ujarnya
Kepala Disbudporapar Sumenep Moh. Iksan mengatakan jika Semua kegiatan hari jadi belum ada yg cair. “Kalau hanya itu semua sudah tahu, semua yang menyelenggarakan kegiatan sudah tahu paham,” katanya. (Upek)