SURABAYAONLINE.CO – Website Korea Utara yang dijalankan negara, Arirang Meari, menggunakan serial Netflix Squid Game sebagai gambaran kekejaman kehidupan sosial masyarakat Korea Selatan. Dalam artikel tersebut, Squid Game digambarkan sebagai cerminan masyarakat Korea Selatan, di mana korupsi dan amoral adalah hal biasa.
Artikel tersebut mengutip kritikus film Korea Selatan yang tak disebutkan namanya.
Disebutkan bahwa orang-orang memuji Squid Game karena mengekspos masyarakat Korea Selatan dengan kesenjangan yang tinggi, ketika orang-orang miskin diperlakukan bagaikan bidak catur oleh orang kaya.
Artikel itu juga menulis bahwa Squid Game membuat orang melihat kenyataan menyedihkan dari masyarakat Korea Selatan yang kejam.
“Squid Game menjadi populer di kalangan pemirsa karena menggali realitas masyarakat kapitalis dan Korea Selatan, di mana persaingan ekstrem untuk bertahan hidup dan keserakahan merajalela.” bunyi salah satu kalimat dalam artikel tersebut.
“Penonton yang menonton serial TV tersebut berlatarkan masyarakat Korea Selatan dengan ketimpangan ekonomi yang parah, masyarakat Korea Selatan saat ini, di mana jumlah yang kalah dalam persaingan ketat seperti pekerjaan, real estate, dan saham meningkat drastis.” lanjut tulisan tersebut.
Permainan berlangsung di lokasi yang tidak diketahui, peserta dikurung sampai ada pemenang. Mereka tidak bisa tiba-tiba berhenti di tengah jalan atau menolak peraturan permainan karena bisa membahayakan nyawa mereka.
Sepanjang permainan berlangsung, pemain yang kalah atau tidak bisa memenuhi tugas sampai waktu yang ditentukan langsung dibunuh oleh petugas permainan. Ada pula pemain yang saling membunuh demi mengurangi pesaing.
Dikutip NME, Arirang Meari dikenal kerap menerbitkan artikel yang mengecam budaya dan hiburan Korea Selatan.
Maret lalu, situs web itu mengkritik industri K-pop, menggambarkan perlakuan terhadap idola K-pop sebagai “budak” dan mengatakan bahwa para idol menjalani “kehidupan yang menyedihkan” di Korea Selatan, menurut Reuters.
Akhir tahun lalu, Korea Utara juga telah memberlakukan yang menjatuhkan hukuman ketat, berupa denda yang besar dan hukuman penjara, kepada setiap warga negara yang tertangkap menikmati hiburan Korea Selatan atau mempelajari aksen Korea Selatan. (Windi)