SURABAYAONLINE.CO, GRESIK – Kelompok nelayan di Kecamatan Ujungpangkah dan Panceng mengeluhkan, regulasi tangkap ikan yang masih belum jelas hingga kesulitan pemasaran hasil ikan tangkap.
Agus Dasuki, Ketua Komunitas Nelayan Tradisional Indonesia mengatakan, regulasi terkait ikan tangkap perairan dinilai belum jelas dan terkesan belum mengayomi nelayan khususnya nelayan tradisional.
“Kami titip regulasi nelayan khususnya terkait alat penangkap ikan yang tidak ramah lingkungan. Mudah-mudahan Pak Qosim dan Mas Alif diijabahi menjadi bupati dan wakil bupati Gresik, Aamiin,” ujar Agus Dasuki saat berkesempatan bertatap muka dengan Pak Qosim dan Dokter Alif, Kamis (21/10).
Melalui rilis yang dikirim ke SurabayaOnline, Pak Qosim akan berkoordinasi Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Dinas Kelautan Perikanan Pemprov Jatim untuk mensikronkan aturan main dalam pengelolaan maupun tangkap ikan perairan.
Selanjutnya, Pak Qosim dan Dokter Alif akan membentuk BUMD Pengelolaan dan Pengolahan Ikan. Upaya lainnya pelatihan, subsidi kebutuhan produksi ikan, serta penyediaan fasilitas pendingin ikan yang dapat digunakan oleh komunitas nelayan.
“Nanti, BUMD Perikanan juga mengatur sistem pengangkutan hasil laut yang langsung menuju pasar utama. Ini dapat mengurangi biaya distribusi dan memperlama daya tahan hasil laut,” jelas Pak Qosim.
Dokter Alif mengatakan hasil laut tangkapan nelayan Gresik yang menjadi komoditas ekspor akan difasilitasi pemasarannya, dengan dipertemukan antara nelayan dengan buyer.
“Saat ini jumlah nelayan Gresik sebanyak 10.500 orang. Yang sudah ikut asuransi nelayan 3.545 nelayan , sisanya akan kami upayakan untuk ikut asuransi,” jelas dia
Disebutkan, hingga 2019 lalu jumlah total tangkapan nelayan di Gresik mencapai 134.849 ton per tahun. Jumlah tersebut meliputi 19.228 ton tangkapan ikan dan 115.621 ton budidaya.
Melalui Kartu Nelayan Bangkit maka hasil produksi akan ditingkatkan lagi, dan kesejahteraan nelayan makin bagus.
“Kami akan membantu membuka pasar, khususnya hasil ikan tangkap yang diminati pasar internasional. Selain membuka peluang pasar, juga meningkatkan perekonomian nelayan,” kata dia. (san)