SURABAYAONLINE.CO, Surabaya – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menunjukkan dominasinya dalam ajang Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2025 yang berlangsung selama empat hari sejak Jumat (17/10), di Universitas Andalas, Padang. Pada kompetisi tingkat nasional tersebut, tim Bayucaraka ITS berhasil menorehkan prestasi gemilang dengan meraih lima gelar juara melalui inovasi dan performa unggul dari berbagai pesawat tanpa awak karyanya.
Tim kebanggaan ITS ini berhasil menyabet Juara 1 kategori Racing Plane (RP), Juara 3 kategori Fixed Wing (FW), Juara 3 kategori Long Endurance Low Altitude (LELA), Juara 2 kategori Vertical Take Off and Landing (VTOL), serta Juara 2 kategori Technology Development (TD).
General Manager Tim Bayucaraka ITS Rama Suryasnyah Budianto menjelaskan bahwa capaian tersebut menjadi buah dari persiapan panjang serta kerja sama seluruh divisi yang solid selama masa perlombaan. “Tahun ini Bayucaraka menjadi satu-satunya tim di KRTI 2025 yang berhasil meraih tiga besar di seluruh divisi. Kami sangat bangga karena hasil ini menunjukkan konsistensi dan kerja keras seluruh anggota,” ujar mahasiswa Teknik Fisika ITS tersebut.
Prestasi tertinggi diraih tim Bayucaraka pada kategori RP dengan pesawat Palkonjet (Precise Aerobatics Lightning Kinetics and On-Point Navigation Jet) yang membawa mereka meraih juara 1. Rama menjelaskan bahwa pesawat ini berfokus pada kecepatan dan efisiensi lintasan dengan sistem propulsi yang ditingkatkan. “Dengan sistem kendali yang lebih presisi dan peningkatan desain aerodinamika, pesawat kami mampu melaju cepat dan tetap stabil hingga garis akhir,” ungkapnya.
Sementara itu, di kategori FW Bayucaraka berhasil meraih Juara 3 melalui pesawat BRB-29 (Be Right Back 29) yang mengusung misi Aksi Cepat Tanggap Pengiriman Paket Darurat di Wilayah Aliran Sungai. Pesawat ini dilengkapi teknologi pemetaan udara dengan hasil video 4K serta live monitoring berkualitas tinggi. “Perubahan signifikan kami tahun ini terletak pada sistem propulsi dan transmisi, yang membuat performanya lebih efisien dibanding tahun lalu,” jelas Rama.
Pada kategori VTOL, Bayucaraka menurunkan Soeroku v2, drone hexacopter hasil pengembangan dari versi sebelumnya. Rama menjelaskan bahwa wahana tersebut mampu melakukan pendeteksian objek secara otomatis untuk misi pengangkatan dan penurunan muatan. “Drone kami dilengkapi sensor LiDAR 2D yang membuatnya dapat mengenali medan sekitar dan bermanuver aman di area sempit seperti lorong maupun terowongan,” jelasnya.
Pada kategori LELA, Tim Bayucaraka ITS meraih Juara 3 lewat pesawat andalannya, Ababil, yang mampu menempuh misi sejauh 60 kilometer sambil menjatuhkan muatan dan mendeteksi hotspot secara otomatis. Dengan bobot di bawah 4 kilogram dan sistem propulsi yang efisien, Ababil tetap stabil meski menghadapi angin kencang dan berhasil menyelesaikan seluruh misi dengan sempurna.
Pada kategori TD, Bayucaraka menghadirkan inovasi Rescue, sistem terpadu yang menggabungkan Remote Control dan Monitoring Website. Rama menjelaskan bahwa inovasi ini ditujukan untuk menyederhanakan sistem drone bagi lembaga tanggap bencana. “Ke depan, RESCUE diharapkan menjadi produk unggulan pesawat nirawak nasional untuk pemetaan dan inspeksi bencana,” paparnya.
Rama menyampaikan bahwa tim akan melanjutkan riset menuju KRTI 2026 serta bersiap mengikuti ajang internasional seperti Singapore Amazing Flying Machine Competition (SAFMC) dan Teknofest Turki. “Kami ingin terus berprestasi sekaligus berkontribusi bagi kemajuan teknologi kedirgantaraan Indonesia,” terangnya.(*)