Oleh : Gatot Sundoro
SURABAYAONLINE.CO – Seorang dokter wanita di Saudi Arabia bercerita bahwa ada seorang laki laki namanya Muhammad, umurnya sekitar 30 tahun, dia datang memeriksakan seorang ibu yang dipeluknya karena sang ibu selalu memberontak ingin kabur.
Sang ibu melempar jilbabnya, sang anak merapikan kembali, sang ibu itu menggigitnya, mencakarnya dan bahkan meludahinya. Muhammad hanya tersenyum. Sang ibu bertingkah aneh dan mulai tertawa tawa sendiri seperti orang gila, ia berputar putar di sekitar meja kerja saya.
Aku (dokter) bertanya:” Siapakah dia?” Muhammad menjawab:” Dia ibuku.”
Aku bertanya lagi:” Ada apa dengannya?”
Muhammad menjawab:” Ibuku terlahir gila.”
Aku bertanya:” Lalu bagaimana dia bisa melahirkan kamu?”
Muhammad menjawab:” Kakekku menikahkan dia dengan ayahku, dengan harapan punya keturunan, tapi ibuku diceraikannya di tahun pertama pernikahan; Dalam keadaan hamil dan semenjak umurku 10 tahun, aku mulai mengabdi kepadanya.
Aku yang memasak untuknya, jika hendak tidur, aku ikat kakinya di kaki ku agar beliau tidak kabur.”
Aku bertanya:” Kamu ingin periksa apa?” Muhammad berkata:” Ibuku menderita darah tinggi dan gula.”
Sang ibu yang tertawa tawa berkata:” Aku ingin makan kentang.”
Muhammad segera memberinya kentang.
Begitu kentang dikunyah oleh ibunya, lalu diludahkan ke wajah anaknya sambil tertawa-tawa; namun Muhammad sabar lalu membersihkan wajahnya.
Aku bertanya:” Ini ibumu tak mengenalimu?” Muhammad menjawab:” Ya, beliau tak tahu bahwa aku anaknya, tapi ALLOH SWT tahu bahwa dia adalah ibuku.”
Sang ibu saat itu melihat tv di ruang kerja dokter, sedang tayang live umroh, lalu berkata:” Aku pingin ke Ka’bah.” Muhammad menjawab:” Ya, nanti hari Kamis, wahai ibu.”
Aku berkomentar:” Kamu akan ajak dia pergi umroh? Padahal dia sudah tidak ada kewajiban lagi untuk ibadah.”
Muhammad menjawab:” Ya, aku turuti, selagi aku mampu, aku tidak ingin harapan ibuku tak terkabulkan, padahal aku sanggup melakukannya.”
Setelah kuperiksa dan kuberi obat, mereka keluar dari ruang kerjaku, aku tutup ruang kerjaku. Aku mulai menangis tersedu-sedu. Aku sering sekali mendengar kisah bakti terhadap orang tua, namun kali ini aku tak sanggup menerimanya, kisah yang dahsyat dan luar biasa. Ia begitu sabar dan ikhlas merawatnya, padahal dia bisa saja menitipkan ibunya di rumah sakit jiwa.
Aku pernah ditelepon ibuku, disuruh pulang karena kangen, selalu ku janjikan yaa nanti kalau cuti atau libur panjang. Namun begitu di telepon atasan, segera secepatnya menghadap.
Jauh banget, nggak sebanding baktiku terhadap ibuku dibandingkan bakti Muhammad kepada ibunya.
Yaa, Muhammad lebih bahagia merawat ibunya, mengabdi disampingnya, agar pintu surga tetap terbuka untuknya.
Muhammad telah mengaplikasikan QS. Al-Isra, ayat : 23 yang menjelaskan tentang perintah berbakti kepada orang tua, baik itu ayah maupun ibunya.


