SURABAYAONLINE.CO, Surabaya – Setelah sukses digelar di Medan, Jakarta, dan Makassar, puncak dari rangkaian event S-26 Exceptional League ini dihadirkan di Surabaya pada Jumat-Minggu (25-27/7), bekerja sama dengan National Hospital Surabaya. Selain beragam kegiatan yang bermanfaat bagi Si Kecil, hadir pula teknologi canggih S-26 Exceptional Brain Visualizer untuk membantu ibu atau mams memonitor aktivitas pada area-area penting di otak Si Kecil secara real-time saat mengeksplorasi beragam aktivitas di S-26 Exceptional League.
Generasi Alpha dan Beta sebagai generasi pertama yang tumbuh sepenuhnya di era globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, memiliki potensi yang exceptional menjadi generasi yang purposeful dan impactful, yaitu ‘anak hebat’ yang digerakkan oleh tujuan jelas untuk membuat perubahan dan dampak positif bagi dunia.
Category Marketing Manager Wyeth Nutrition S-26 Vera Niki Gozali menyampaikan, S-26 percaya perjalanan Si Kecil menjadi hebat dimulai dari dukungan hebat seorang mam. Melalui kampanye #SemuaBisaJadiHebat, kami berkomitmen untuk terus mendampingi mams membimbing Generasi Alpha dan Beta di Indonesia yang siap dan sukses menghadapi tantangan masa depan,” katanya, Minggu (27/7).
Terlebih, lanjutnya, karena mams berperan penting dalam proses pembelajaran seumur hidup atau lifelong learning yang mereka jalani bersama si Kecil. Yaitu dalam hal pemberian gizi dan stimulasi yang tepat.
Elisabeth Santoso dari Klinik Psikologi Kupompong menerangkan bahwa belajar itu harus menggunakan berbagai cara atau multi-learning, yang didapat dari berbagai bentuk stimulasi.
“Otak Si Kecil berkembang di semua area, baik visualnya, auditorinya, hingga gerakannya, dan semuanya harus distimulasi. Lalu siapa yang menstimulasi? Pastinya orang tua yang memang paling sering menghabiskan waktu dengan Si Kecil,” katanya.
Namun saat melihat mereka bereksplorasi, kita belum tahu dia akan excellent di bidang apa, sehingga bukan hanya Si Kecil yang bereksplorasi, orang tua juga perlu selalu mendampingi dan memotivasi agar mereka bisa menemukan minatnya dan tumbuh menjadi generasi yang future-ready.
Vera menanggapi, di sepanjang proses multi-learning tersebut, S-26 berkomitmen mendukung peran mams dalam memberikan stimulasi yang tepat. Tujuannya agar Si Kecil dapat memiliki berbagai karakter hebat seperti rasa ingin tahu yang tinggi, kreatif, kolaboratif, berdaya juang, dan mampu menyelesaikan masalah “Hal ini menjadikan mereka sebagai generasi yang future-ready di tengah perubahan pesat masa depan,” imbuhnya.
Amanda Kohar, salah satu pengunjung S-26 Exceptional League di Surabaya mengapresiasi kegiatan yang diusung S-26. Dia berterima kasih bahwa event ini jadi pengalaman berharga tidak hanya bagi anak, namun baginya sendiri sebagai ibu.
“Menyaksikan bagaimana area-area penting di otaknya terstimulasi secara bersamaan saat mengenakan S-26 Exceptional Brain Visualizer, saya bisa lebih memahami area mana saja yang lebih dominan sehingga dapat mencari bentuk stimulasi yang tepat untuk mengasah potensinya kelak,” ujarnya.
Di tengah acara, dr. Benny Herlianto, Sp. A dari National Hospital Surabaya turut berbagi, “Mams perlu menyadari bahwa saat Si Kecil melakukan multi-learning dan mempelajari hal-hal baru, akan terjadi synaptogenesis. Yaitu pembentukan sinapsis baru di antara sel-sel saraf di otak yang memungkinkan satu sama lainnya saling berkomunikasi,” jelasnya.
Sebagai bentuk dukungan, Wyeth Nutrition S-26 menghadirkan rangkaian produk yang dikembangkan oleh Wyeth Nutrition Neurocognition Expert dengan research center yang berpusat di Swiss.(*)