SURABAYAONLINE.CO – Kilauan cahaya lampu di tengah kebun buah naga kini menjadi pemandangan biasa di Banyuwangi. Di balik cahaya itu, tersimpan kisah perubahan besar: panen yang meningkat, kesejahteraan yang naik, dan semangat baru bagi ribuan petani.
Semua berawal dari komitmen PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur yang terus mendorong pertanian berkelanjutan melalui program electrifying agriculture.
Hingga akhir Juni 2025, tercatat 21.545 petani buah naga di Banyuwangi telah menikmati layanan listrik PLN dengan total daya tersambung mencapai 91.526.950 VA. Angka ini bukan sekadar statistik, melainkan bukti nyata transformasi sektor pertanian yang semakin produktif dan efisien berkat energi listrik.
Listrik Masuk Kebun, Produksi Buah Naga Melesat
Dalam langkah terbarunya, PLN melaksanakan penyalaan listrik kolektif bagi kelompok petani buah naga di dua dusun di Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi. Pertama di Dusun Sumberkepuh, Desa Kedungwungu untuk 10 pelanggan dengan total daya 51.000 VA, kedua di Dusun Pondokasem, Desa Kedungasri untuk 18 pelanggan dengan daya tersambung 86.800 VA.
Layanan ini menjadi angin segar bagi para petani yang kini dapat mengandalkan listrik untuk pengairan menggunakan pompa air dan pencahayaan malam hari guna merangsang pembungaan buah naga.
“Sejak memakai listrik, panen kami meningkat drastis. Dulu tanpa lampu hanya panen sekali per musim, sekarang bisa tiga hingga empat kali. Kualitas buah juga lebih bagus,” ujar Nur, petani buah naga asal Desa Kedungasri dengan senyum penuh syukur.
Dengan pencahayaan tambahan pada malam hari, siklus pertumbuhan buah naga bisa diatur lebih optimal, memungkinkan panen berulang sepanjang tahun, sebuah lompatan besar bagi produktivitas pertanian lokal.
PLN Dorong Pertanian Modern dan Berkelanjutan
General Manager PLN UID Jawa Timur, Ahmad Mustaqir, menjelaskan bahwa program electrifying agriculture merupakan bagian dari upaya PLN dalam menghadirkan solusi energi yang andal, terjangkau, dan berdampak langsung pada produktivitas petani.
“Kami ingin menghadirkan energi yang benar-benar bermanfaat. Melalui elektrifikasi kebun buah naga, kami dorong petani di Banyuwangi agar bisa panen sepanjang tahun. Ini bukti bahwa listrik bukan hanya penerangan, tapi juga sumber kehidupan ekonomi,” ungkap Mustaqir.
Program electrifying agriculture juga sejalan dengan visi nasional ketahanan pangan serta misi PLN untuk mendorong energi berkeadilan dan pembangunan berkelanjutan di seluruh pelosok negeri.
Ke depan, PLN berkomitmen memperluas jangkauan program ini ke sektor pertanian lain di Jawa Timur. Kolaborasi dengan pemerintah desa, kelompok tani, dan lembaga daerah terus diperkuat agar semakin banyak petani dapat menikmati manfaat listrik dalam kegiatan produksinya.
Dengan kombinasi teknologi, sinergi, dan semangat gotong royong, program ini menjadi bukti bahwa energi listrik mampu mengubah wajah pertanian Indonesia.
Kini, cahaya lampu di kebun buah naga Banyuwangi bukan sekadar penerang malam, tapi simbol masa depan pertanian yang produktif, hijau, dan berdaya saing.


