SURABAYAONLINE.CO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang resmi melakukan pengiriman perdana 10 ton Refuse-Derived Fuel (RDF) atau bahan bakar alternatif hasil olahan sampah ke PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) Pabrik Tuban, pada Senin (19/5/2025). RDF tersebut diproduksi di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Banjardowo, Kecamatan Kabuh, dan akan digunakan sebagai bahan bakar pengganti batu bara dalam proses produksi semen.
Prosesi pelepasan pengiriman RDF ditandai dengan pecah kendi oleh Bupati Jombang, Warsubi, bersama Project Management Sr Officer SIG, Ita Sadono, di area TPA Banjardowo. Inisiatif ini menjadi langkah konkret Pemkab Jombang dalam menciptakan lingkungan bersih dan berkelanjutan melalui pengelolaan sampah yang inovatif.
“Pengiriman perdana ini masih dalam tahap uji coba. Namun ke depan, akan dilanjutkan dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara SIG dan Pemkab Jombang,” ujar Vita Mahreyni, Corporate Secretary SIG.
Vita menjelaskan bahwa sebelumnya SIG Pabrik Tuban telah memanfaatkan RDF dari sejumlah wilayah di Jawa Timur seperti Gresik, Bangkalan, Ponorogo, dan Pasuruan. Kini, Jombang menjadi daerah berikutnya yang berkontribusi dalam penurunan emisi karbon dan pemanfaatan energi alternatif yang ramah lingkungan.
“RDF dari Jombang ini menunjukkan komitmen kami dalam mendukung pengelolaan sampah daerah dan pencapaian target pengurangan emisi karbon nasional,” tambahnya.
Bupati Jombang, Warsubi, menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan SIG dan berharap kerja sama ini dapat meningkatkan kapasitas pengolahan sampah di daerahnya.
“Saat ini kami baru mampu mengirimkan 10 ton RDF per hari, tapi SIG siap menampung hingga 50 ton. Ini menjadi semangat baru bagi kami untuk terus meningkatkan produksi RDF dan mengatasi persoalan sampah secara bertahap,” kata Warsubi.
Produksi RDF ini juga mendapatkan dukungan berupa mesin pemilah dan pengolah sampah dari program Emission Reduction In Cities yang difasilitasi oleh Pemerintah Jerman melalui Kementerian PUPR.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang, Miftahul Ulum, menjelaskan bahwa dari total potensi sampah harian sebesar 530 ton, saat ini TPA Banjardowo mengolah 30–40 ton per hari menjadi 6–10 ton RDF. Ke depan, volume produksi RDF ini akan ditingkatkan agar nilai ekonomis sampah meningkat dan penumpukan di TPA dapat diminimalisasi.
“RDF menjadi solusi konkret. Sampah yang dulunya dibuang ke landfill, kini bisa diolah menjadi bahan bakar yang berguna. Bahkan gunungan sampah yang menumpuk selama puluhan tahun bisa kami manfaatkan kembali,” ujar Miftahul Ulum.
Kerja sama antara Pemkab Jombang dan SIG ini merupakan contoh sinergi strategis antara pemerintah daerah dan industri dalam mendukung ekonomi sirkular dan pengelolaan lingkungan berkelanjutan. Selain mengurangi volume sampah, program ini juga berpotensi menghasilkan nilai tambah ekonomi bagi daerah.