SURABAYONLINE.CO – Sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM) melakukan pengintaian aktivitas TNI, yang dipantaunya dari dataran tinggi Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua, Senin (21/04/2025).
Dalam aksi Klandestin itu gerilyawan OPM mencatat, terdapat 6 personel TNI turun dari helikopter. Berjalan beriringan menuju perumahan penduduk, wilayah padang luas dataran rendah.
Selain itu helikopter juga menurunkan sejumlah logistik, yang menurut OPM, sebagai perlengkapan perang. Personel TNI juga menjadikan Kantor Distrik Oksop dan gereja sebagai pos pertahanan.
Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, menyampaikan informasi itu dalam Siaran Pers yang dikirim melalui pesan pendek kepada jurnalis, Senin (21/04/2025) pukul 13.30. Sambom juga mengirim beberapa video hasil kegiatan tersembunyinya.
Dikatakan Sambom, drop pertama dari helikopter berlangsung di lapangan terbang Misi Onaris. Berikutnya pasukan TNI diturunkan di halaman Kantor Distrik Oksop.
“Itu laporan dari pasukan TPNPB Kodap XXXV Bintang Timur. Pasukan TNI menjadikan gereja dan Kantor Distrik Oksop sebagai pos pertahanan dari serangan TPNPB,” sebut Sambom.
Dikatakannya, belum diketahui total jumlah personel TNI yang berada di wilayah itu. Meski yang berjalan menuju perumahan penduduk sebanyak 6 personel, ujarnya, namun terdapat sejumlah personel TNI sudah berada di gereja.
“Iya benar yang terpantau 6 personel. Tapi sudah ada yang berada di gereja. Tidak terjadi kontak senjata,” tuturnya.
Siaran Pers itu juga mengklaim, sejak Desember 2024 hingga April 2025 banyak warga sipil setempat yang mengungsi ke wilayah hutan. Mereka belum kembali ke kampung halamannya di Distrik Oksop, karena takut ditangkap dan dibunuh anggota TNI.
Klaim lanjutan separatisme OPM itu, TNI menghancurkan dan membakar perumahan warga sipil. Sejumlah ternak babi dan ayam dibunuh, dagingnya dijadikan makanan oleh TNI.
“Hal ini benar-benar sedang dialami oleh warga sipil di Distrik Oksop,” Sambom berusaha meyakinkan.
Di akhir keterangannya, Sambom meminta Presiden Prabowo dan Panglima TNI agar tidak menggunakan senjata berat, mortir, bom, roket, helikopter, drone dan lainnya dalam menghadapi TPNPB-OPM.
Hal itu dimaksudkan, menurutnya, untuk menghindari salah sasaran yang mengakibatkan warga sipil jadi korban. Seperti yang terjadi di Kabupaten Puncak, Intan Jaya, Yahukimo, Pegunungan Bintang dan Nduga. (fin)