Oleh: Gatot Sundoro
SURABAYAONLINE.CO – Angka 40 dalam kehidupan masyarakat Indonesia sudah populer sejak jaman Hindu atau bahkan sebelumnya.
Kaitan dengan kematian sanak saudaranya yang arwahnya gentayangan sampai dengan 40 hari, karena itu ada doa selamatan (kenduri) hari ke 40. Ada juga puasa mutih 40 hari ataupun bertapa sampai 40 hari.
Dalam Islam angka 40 juga ditemukan dalam Al-Qur’an dan Hadits.
ALLOH SWT memutuskan bahwa tanah suci yang dijanjikan itu diharamkan bagi Bani Israil selama 40 tahun, mereka tidak bisa kembali ke Mesir dan hanya berputar putar saja di padang pasir Sinai selama 40 tahun (QS. Al-Maidah : 26)
Nabi Muhammad saw menerima wahyu pertama pada usia 40 tahun. Usia tersebut dijadikan patokan diangkatnya beliau sebagai Rasul ALLOH.
Jamaah haji yang bisa sholat berjamaah di masjid Nabawi selama 40 kali berjamaah tanpa terputus (arbain), akan terbebas dari api Neraka.
Pelaksaan arbain ini didasarkan pada hadits dari Anas bin Malik: Bahwasanya Rasulullah saw bersabda:” Barangsiapa yang shalat di masjidku (Nabawi) 40 shalat tanpa ada yang ketinggalan, maka dia dicatat bebas dari Neraka, selamat dari siksaan dan bebas dari kemunafikan.” (HR. Tirmidzi).
Ada juga diriwayatkan bahwa seorang mukmin yang minum kamr (minuman keras) atau makanan haram; Shalatnya, ibadahnya dan doa doanya akan tertolak selama 40 hari. Ada juga ibadah shalat jum’at dianggap sah, bila jamaahnya lebih dari 40 orang. Dan juga biasanya doa seseorang akan dikabulkan 40 setelah dipanjatkan.
Dalam sebuah hadits diceritakan bahwa Saad bin Abi Waqqash meminta nasehat kepada Rasulullah saw, agar doa doanya dikabulkan ALLOH SWT, lalu Nabi saw bersabda:” Wahai Saad, perbaikilah makananmu, makanlah makanan yang halal, niscaya engkau akan menjadi orang yang selalu dikabulkan doanya. Dan demi jiwaku yang ada ditangan-NYA, sungguh jika ada seseorang yang memasukkan selama 40 hari. Dan, seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari hasil menipu dan riba, maka Neraka lebih layak untuknya.” (HR. Thabrani).