SURABAYAONLINE.CO, Sumedang – Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto secara resmi meluncurkan 37 proyek strategis ketenagalistrikan yang mencakup pembangkit listrik, jaringan transmisi, hingga gardu induk. Peresmian ini dilakukan di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede, Sumedang, Jawa Barat, pada Senin (20/1), dengan kapasitas total mencapai 3,2 Gigawatt (GW).
Proyek ini merupakan salah satu yang terbesar di dunia, mencakup 26 pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) dengan kapasitas 3.222,75 Megawatt (MW) serta 11 jaringan transmisi sepanjang 739,71 kilometer sirkit (kms) dengan kapasitas 1.740 Megavolt Ampere (MVA). Sekitar 89 persen pembangkit tersebut memanfaatkan energi bersih seperti tenaga air, panas bumi, biomassa, dan surya.
“Saya sangat bangga dapat meresmikan proyek besar ini. Dengan total 3,2 GW, proyek ini menjadi langkah penting dalam mewujudkan kemandirian energi dan transformasi menuju energi terbarukan,” ungkap Presiden Prabowo.
Proyek-proyek ini diharapkan memperkuat ketahanan energi nasional, mendukung pemerataan pasokan listrik, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah. Presiden Prabowo menekankan pentingnya sektor ketenagalistrikan dalam upaya menghapus kemiskinan dan mempercepat transformasi Indonesia menjadi negara industri maju.
“Kita memiliki sumber daya alam yang melimpah dan kemampuan untuk mengubahnya menjadi energi terbarukan. Ini adalah langkah besar menuju swasembada energi berkelanjutan,” tegasnya.
Dalam acara tersebut, Prabowo didampingi oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri BUMN Erick Thohir, serta sejumlah pejabat lainnya.
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menyebut proyek ini sebagai wujud nyata transisi energi dari bahan bakar fosil menuju energi bersih. “Dengan target pertumbuhan ekonomi 8 persen, pengembangan infrastruktur listrik berbasis energi baru terbarukan menjadi prioritas utama,” ujarnya.
Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PT PLN (Persero), menambahkan bahwa PLN berkomitmen mendukung visi pemerintah melalui pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan yang berkelanjutan. “Kami berterima kasih atas dukungan pemerintah dalam mewujudkan akses listrik merata dan menciptakan ribuan lapangan kerja,” kata Darmawan.
Darmawan merinci bahwa 89 persen pembangkit yang diresmikan adalah berbasis energi bersih, terdiri dari PLTA sebesar 284 MW, PLTM (Mikrohidro) sebesar 29,98 MW, PLTP (Panas Bumi) sebesar 41,52 MW, PLTS (Surya) sebesar 50,25 MW, PLTBm (Biomassa) sebesar 27 MW, PLTGU (Gas dan Uap) sebesar 2.380 MW, dan PLTMG (Mesin Gas) sebesar 60 MW.
Proyek ini tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi, tetapi juga meningkatkan akses listrik bagi masyarakat dan mempercepat transisi ke energi ramah lingkungan. Pemerintah menargetkan pengembangan kapasitas tambahan sebesar 71 GW dalam beberapa tahun ke depan untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional.
Dengan keberhasilan peresmian ini, Indonesia semakin kokoh sebagai salah satu negara terdepan dalam transformasi energi terbarukan global.