SURABAYAONLINE.CO, Surabaya – Kota Pahlawan kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung program yang mengutamakan kesehatan dan kesejahteraan warganya. Kali ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah mempersiapkan sebanyak 150 usaha mikro kecil, dan menengah (UMKM) untuk mendukung pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Program ini tidak hanya bertujuan meningkatkan gizi anak-anak sekolah, tetapi juga membawa harapan baru bagi pengembangan UMKM lokal.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, dengan tegas menyampaikan bahwa pemkot telah lama mempersiapkan UMKM binaan untuk berkontribusi dalam program ini. Meski begitu, pelaksanaan masih menunggu petunjuk teknis (juknis) dari pemerintah pusat.
“Kita sudah siapkan UMKM-nya, tapi kita belum bisa melaksanakan karena masih menunggu juknis dari pemerintah pusat,” ungkap Eri.
Sebagai bagian dari program nasional yang dipimpin oleh Badan Gizi Nasional, Surabaya akan memulai pelaksanaan program MBG di lima sekolah pada 13 Januari 2025, menyusul daerah lain yang telah lebih dulu meluncurkan program ini sejak 6 Januari 2025.
Eri menjelaskan bahwa sebanyak 150 UMKM lokal telah siap terlibat dalam program ini. Namun, hingga saat ini, UMKM yang dipilih untuk menyediakan makanan bergizi masih harus melalui proses pendaftaran yang langsung ditentukan oleh Badan Gizi Nasional.
“Sebanyak 150 UMKM sudah disiapkan. Namun, juknisnya menentukan bahwa UMKM harus mendaftar terlebih dahulu, dan penentuannya ada di tangan Badan Gizi Nasional. Kita sebagai pemda masih menunggu kejelasan lebih lanjut,” tambahnya.
Program ini diharapkan tidak hanya memberikan dampak positif bagi peningkatan gizi anak-anak sekolah tetapi juga menjadi peluang besar bagi UMKM lokal untuk berkembang. Dengan melibatkan UMKM dalam distribusi makanan bergizi, mereka mendapatkan kesempatan memperluas pasar sekaligus meningkatkan kualitas produk.
Eri Cahyadi berharap bahwa setelah evaluasi pelaksanaan awal, pemerintah pusat dapat menyerahkan juknis yang lebih jelas kepada pemerintah daerah. Hal ini akan memungkinkan Pemkot Surabaya untuk lebih maksimal dalam memberdayakan UMKM lokal.
“Kita berharap setelah pelaksanaan awal ini ada evaluasi, dan juknis yang lebih jelas bisa diberikan kepada pemda. Dengan begitu, kita bisa lebih maksimal dalam memberdayakan UMKM,” ujar Eri.
Program MBG membawa dua dampak besar: memperbaiki gizi generasi muda sekaligus memacu pertumbuhan ekonomi lokal melalui pemberdayaan UMKM. Ini adalah langkah strategis yang tidak hanya menjawab kebutuhan mendesak dalam hal kesehatan anak-anak, tetapi juga memperkuat perekonomian masyarakat Surabaya melalui keterlibatan aktif pelaku usaha kecil.
Dengan segala kesiapan yang telah dilakukan Pemkot Surabaya, program ini diharapkan dapat berjalan lancar dan menjadi contoh sukses sinergi antara program pemerintah pusat dan daerah. Semua pihak, termasuk UMKM lokal, memiliki harapan besar bahwa program ini akan membawa perubahan positif yang berkelanjutan.
Sembari menanti kejelasan juknis dari pemerintah pusat, Surabaya terus bersiap menyambut program ini dengan optimisme. Anak-anak sekolah dan pelaku UMKM sama-sama menjadi bagian dari cerita transformasi ini—cerita tentang Surabaya yang terus bergerak maju.