Usai berhasil mendatangkan Jens Raven, Timnas Indonesia U-19 masih membuka pintu bagi pemain keturunan atau diaspora lainnya untuk membela tim Garuda.
Hal itu disampaikan oleh pelatih Timnas Indonesia U-19, Indra Sjafri di sela-sela memimpin latihan Timnas Indonesia U-19 di Stadion Madya, Jakarta, Senin, 1 Juli 2024 malam.
Diketahui, Jens Raven resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) setelah menjalani proses pengambilan sumpah dan janji setia kewarganegaraan Indonesia di Kanwil Kemekumham DKI pada akhir Juni lalu.
Sesuai rencana, Raven akan bergabung dengan Timnas U-19 untuk tampil pada Piala AFF U-19 2024 pada sekitar 5 atau 7 Juli 2024. Pemain keturunan Indonesia dari sang nenek itu saat ini masih menyelesaikan kegiatan belajarnya.
“Kami telah memberikan beberapa nama dari semua pemain yang pernah bertemu dengan saya di Belanda. Saya sudah bicarakan dengan PSSI. Itu nanti PSSI yang menelusuri silsilahnya. Karena saya juga mendengar ada yang tidak sesuai dengan Undang-Undang 12 tahun 2006, dan juga tidak sesuai dengan aturan FIFA. Makanya sekarang tim PSSI lagi mencoba menelusuri secara administrasi memungkinkan atau tidak,” kata Indra Sjafri.
Indra juga menyebutkan ada tiga tipe pemain yang ingin ia datangkan. “Saya ada merekomendasikan posisi depan satu, dan center bek satu, kalau tidak salah bek kiri satu. supaya lebih mengerucut ya. Tapi nama biar PSSI yang merilis karena nama tersebut akan muncul valid kalau setelah silsilahnya ditelusuri dan memang bisa untuk diproses. Tentu orang tuanya juga mau untuk diproses,” terang Indra.
Pada turnamen terakhir yang diikuti timnas usia muda, Pelatih Indra Sjafri sempat memanggil lima pemain keturunan hasil pencariannya di Belanda. Kelima pemain tersebut adalah Tim Henri Victor, Dion Wilhelmus, Sem Peter Yvel, Hinoke Mouresmo, dan Raven.
Selanjutnya Indra mengingatkan bahwa proses perekrutan pemain keturunan yang masih berusia muda harus dilakukan dengan hati-hati, sebab ada lebih banyak hal yang harus diperhitungkan dibandingkan dengan mendatangkan pemain keturunan Indonesia yang sudah berusia senior.
“Kecuali kalau pemain senior yang caps (penampilan timnas)-nya sudah banyak, profilnya sudah jelas, mungkin cepat kita menentukan dia memang pemain bagus. Tapi kalau usia-usia 18 tahun ini harus cukup hati-hati,” jelasnya.