SURABAYAONLINE.CO, Surabaya – Anies Baswedan, calon presiden 2024, resmi meresmikan Posko Aswaja di kawasan Sidosermo atau Ndoresmo Ponpes Surabaya pada pukul 21:00 WIB. Acara tersebut disaksikan oleh para kiai dan bu nyai pengurus Aswaja se-Jawa Timur. Anies mengungkapkan kekagumannya terhadap Desa Sidosermo yang memiliki tempat penting dalam sejarah Surabaya sebagai salah satu desa tertua, Minggu (1/10).
“Tadi diceritakan ada puluhan pondok yang usia pondoknya ratusan tahun. Bahkan, kami tadi ziarah, haulnya saja yang ke-379 tahun. Ini menggambarkan betapa panjangnya sejarah tempat ini dan penuh cerita heroisme. Orang tua di sini 80 persen adalah veteran. Itu menggambarkan ketika Surabaya berjuang, mereka tidak menjadi penonton, tapi menjadi pejuang terdepan,” ujarnya.
Desa ini terkenal dengan banyaknya gubuk, yang menambah pesona dan karakter uniknya. Peresmian Posko Aswaja menandai tonggak penting pembangunan kawasan dan menunjukkan komitmen Anies dalam membina persatuan dan kemajuan masyarakat.
Anies Baswedan mengucapkan terimakasih kepada santri yang telah ikut menyaksikan peresmian posko tersebut.
“Saya bersyukur kembali bisa ke Sidosermo, bersilaturahmi, tadi ketemu Pak Kiai Mas Faqihudin, Kiai Abdullah Basyaiban dan alim ulama di kampung yang banyak sejarah sebagai kampung perjuangan,” ungkap Anies Baswedan kepada wartawan, malam Senin (1/10/2023)
“Dukungan yang luar biasa dari warga Ndoresmo ini, dukungan yang mereka berikan dengan waktu yang sangat panjang. Kami melihat ini sebagai amanah, sebagai kepercayaan. Insyaallah akan kami emban sebaik-baiknya dan kami juga berharap ini bisa mencapai ujungnya yaitu membawa misi untuk menghadirkan keadilan,” tambah Anies.
Dalam sambutannya, Anies menyoroti tantangan yang dihadapi masyarakat Indonesia saat ini, khususnya beban perekonomian yang melonjak. Ia menekankan permasalahan mendesak seperti kenaikan harga pangan pokok, peningkatan biaya kesehatan, dan peningkatan biaya pendidikan.
Menyadari betapa mendesaknya situasi tersebut, Anies menyatakan tekadnya untuk melakukan perubahan jika ia diberi kesempatan memimpin Indonesia bersama Wakil Presiden Abdul Muhaimin Iskandar. Dengan gabungan keahlian dan kepemimpinan mereka, mereka bertujuan untuk meringankan beban perekonomian dan menciptakan lingkungan yang lebih menguntungkan bagi masyarakat Indonesia.
“Kondisi seperti ini mau diteruskan atau diubah?” tanya Anis kepada masyarakat yang turut menghadiri acara peresmian.
Anis Baswedan menyoroti kelompok petani Indonesia saat ini menghadapi beban perekonomian yang berat, karena harga beras terus meningkat sementara pendapatan mereka tetap terbatas. Hal ini menyebabkan kesulitan yang signifikan bagi para petani untuk mempertahankan standar hidup yang layak. Meskipun harga beras mahal, uang yang mereka terima dari hasil panen tidak cukup untuk meningkatkan kesejahteraan mereka secara keseluruhan.
Situasi ini menciptakan lingkaran setan, dimana petani tidak mampu berinvestasi pada teknik atau mesin pertanian modern yang berpotensi meningkatkan produktivitas dan pendapatan mereka. Akibatnya, tantangan ekonomi yang dihadapi petani Indonesia berdampak langsung pada kualitas hidup mereka dan menghambat peluang kemajuan dan pertumbuhan.
“Uangnya ke tengkulak bukan ke petani, Insya Allah perubahan itu bisa kita jalankan. Jadi para kyai, para ulama, para habaib tugas kita adalah mengubah itu,” kata Anies.
Anies Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta, merefleksikan pengalamannya berhasil menutup tempat hiburan malam Alexis yang terkenal negatif itu. Sebelum menjabat, menutup lembaga ini sepertinya merupakan tugas yang tidak dapat diatasi. Namun, begitu ia mengambil alih kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta , ia diberi wewenang untuk mengambil tindakan tegas. Lewat kekuasaan yang dimilikinya, Anies Baswedan efektif menutup Alexis hanya dengan selembar kertas dan tanda tangan. Pengalaman ini menjadi bukti kemampuannya dalam menghadapi tantangan yang kompleks dan membuat perubahan signifikan demi kemajuan masyarakat Jakarta.
“Kami bertugas, tempat itu dengan selembar kertas dan satu tanda tangan, tempat itu langsung bisa ditutup,” ucapnya disambut tepuk tangan ratusan santri dan pengasuh ponpes An Najiyah.
Kiai Faqihudin, pengurus Aswaja, baru-baru ini mengungkapkan, berdirinya Aswaja merupakan hasil langsung dari pertemuan yang diadakan komunitas kiai di lingkungan Sidosermo. Tujuan utama pertemuan ini adalah untuk memilih dan mendukung Anies Baswedan sebagai pemimpin mereka.
Aswaja yang merupakan singkatan dari Ahlussunnah Wal Jamaah adalah organisasi yang bertujuan untuk mempromosikan Islam moderat dan menjunjung tinggi prinsip toleransi dan persatuan dalam komunitas Muslim. Dengan terbentuknya Aswaja, terlihat jelas bahwa para kiai mengakui kualitas kepemimpinan Anies Baswedan dan yakin bahwa beliau akan secara efektif mengelola dan membimbing organisasi tersebut menuju tujuannya.
“Awal mulanya Aswaja itu dikarenakan beberapa kiai bertemu dan menimbang, melihat, memikirkan calon presiden yang pantas didukung oleh para ulama yaitu Anies Rasyid Baswedan. Sehingga, di Sidosermo ini membentuk yang namanya Aswaja, Ahlusunnah wal jamaah, sekaligus (akronim) Anies Wajib Jadi,” ungkap Kiai Faqihudin.
KH Mas Faqih Hudin menerangkan, bahwa Aswaja ini mempunyai arti lain selain Ahlus Sunnah Wal Jamaah.
“Artinya Anies Wajib Jadi,” tambah Kh.Faqih.
Mas Faqih bersama sejumlah pihak lainnya mengutarakan keinginannya agar Anies Baswedan menjadi Presiden RI periode 2024-2029. Ia mengakui Ketua Umum Partai NasDem itu mengambil keputusan bijak dalam memilih Anies sebagai calon presiden.
Terpilihnya Muhaimin Iskandar sebagai wakil presiden Anies pun diapresiasi. Keputusan ini mencerminkan langkah strategis yang bertujuan membawa perubahan dan kemajuan positif bagi negara. Doa Mas Faqih untuk kepresidenan Anies Baswedan menunjukkan dukungan dan keyakinan masyarakat terhadap kemampuan kepemimpinan dan visi masa depan Indonesia.
“Loh lek onok seng jelas-jelas ngene iki loh, wahai seluruh umat Islam di Indonesia lihat dengan mata yang bersih, hanya bapak Anies Rasyid Baswedan dan Gus Muhaimin lah satu-satunya calon yang jelas. Loh lek wes jelas-jelas onok seng jelas kok milih seng nggak jelas, loh..loh…gak bahaya tah iku ?!,” ucap Kh. Faqih yang disambut riuh oleh ratusan warga dan santri.