SURABAYAONLINE.CO, Jakarta – Indeks Bisnis UMKM di kuartal III 2022 yang mencapai angka 103,2, mengalami kenaikan menjadi 105,9 di kuartal IV 2022. Hal ini terungkap dalam BRI Research Institute.
Peningkatan ini ditopang oleh beberapa faktor. Pertama, pandemi Covid-19 yang mulai berubah menjadi endemi.Sehingga mendorong peningkatan aktivitas masyarakat di luar rumah dan peningkatan permintaan barang dan jasa.
“Kedua, pemberlakukan kembali pembelajaran tatap muka dan bekerja dari kantor. Hal ini mendorong permintaan terhadap produk dan jasa sejumlah kegiatan meningkat,” demikian dari kutipan survei BRI Research Institute, Jumat (10/2).
Ketiga, perayaan hari besar keagamaan nasional berupa Natal dan liburan akhir tahun maupun menyongsong Tahun Baru. Keempat, pada kuartal IV banyak proyek pemerintah yang perlu selesai sebelum tutup buku di akhir tahun. Sehingga memberikan peluang usaha bagi pelaku UMKM di sektor konstruksi. Kelima, kenaikan permintaan tersebut direspon oleh pelaku UMKM dengan menaikkan produksi dan harga jual sehingga omset di kuartal IV meningkat.
Terdapat 27 provinsi yang memiliki Indeks Bisnis UMKM di level ekspansi atau di atas 100, 17 di antaranya di atas rata-rata nasional. Ada lima provinsi yang peranannya besar terhadap perekonomian nasional, yaitu DKI Jakarta 17,2 persen, Jawa Timur 14,5 persen, Jawa Barat 13,0 persen, Jawa Tengah 8,4 persen dan Sumaters Utara Utara 5,1 persen.
Sejalan dengan kenaikan indeks bisnisnya, sentimen pebisnis UMKM juga membail signifikan. Pasalnya, kehidupan yang semakin normal setelah pandemi. Aktivitas perekonomian dan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa pun meningkat.
Sentimen pebisnis UMKM meningkat signifikan di semua sektor usaha. Kenaikan ini disebabkan oleh daya beli masyarakat yang semakin membaik dan diikuti oleh daya beli masyarakat yang semakin pulih. Para pebisnis UMKM pun memberikan penilaian yang lebih baik terhadap kondisi perekonomian, sektor usaha dan usahanya dibanding kuartal sebelumnya.
Survei juga menyebut, indeks yang menggambarkan penilaian pelaku UMKM terhadap kinerja pemerintah membaik signifikan. Membaiknya penilaian pelaku UMKM terhadap kemampuan pemerintah menjalankan tugas-tugas utamanya disebabkan oleh kinerja perekonomian yang semakin membaik.
Hal ini diikuti oleh penciptaan lapangan kerja yang semakin banyak. “Indeks terkait naik 3,1 persen pada kuartal IV 2022 setelah kuartal I hingga kuartal III menurun,” tulis BRI Research Institute.
Sebagian besar pelaku UMKM meyakini kondisi usaha pada 2023 akan lebih baik dibandingkan 2022. Namun, ada beberapa faktor yang dikhawatirkan pelaku UMKM di tahun ini yang bisa menghambat usahanya.Yaitu kenaikan suku bunga, resesi ekonomi dunia, kenaikan harga dan kelangkaan barang input, kenaikan harga barang dan jasa serta pandemi Covid-19.
Di sisi lain, menurut riset, pemilu akan memberikan katalis positif untuk pelaku usaha UMKM. Sebabnya, dampak positif satu tahun sebelum pemilu cenderung lebih tinggi dibandingkan saat pemilu.(*)


