SURABAYAONLINE.CO, Sumenep – Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep Arif Firmato mengimbau petani di Sumenep untuk tidak hanya menggunakan satu jenis pupuk yakni Urea.
Ketika hanya menunggu satu jenis pupuk tersebut maka, petani dikwatirkan tidak bercocok tanam dan atau hanya menanam padi dan jagung lebih sedikit daripada sebelumnya.
Seharusnya kata Arif, petani yang tidak sepenuhnya mendapatkan alokasi pupuk Urea sesuai dengan RDKK, dapat menggunakan pupuk NPK Phonska sebagai alternatif pupuk lainnya.
Dia menjelaskan, NPK Phonska adalah jenis pupuk majemuk yang terdiri dari 3 (tiga) jenis unsur makro. Meliputi N (nitrogen), P (phospat) dan K (kalsium) yang dibutuhkan tanaman dari fase vegetatif (pertumbuhan awal) sampai dengan fase generatif (fase produksi).
“Dalam NPK ini sudah ada Ureanya, SP-36 juga ada KCL, sehingga sebenarnya secara fungsi lebih lengkap NPK dan lebih praktis dan efisien dalam aplikasinya, ini yang sering kali kurang dipahami oleh petani, sehingga mindset mereka pupuk ya urea,“ paparnya
Sedangkan urea untuk kebutuhan pupuk dasar berdasarkan dosis rekomendasi dari Badan penelitian dan pengembangan pertanian (Balitbangtan) Kementan RI hanya butuh 50 kg per hekatare.
Menurutnya, urea adalah jenis pupuk tunggal dengan kandungan N (nitrogen) sebesar 46% yang fungsinya lebih kepada fase pertumbuhan vegetatif tanaman (fase awal pertumbuhan).
“Jangan panik dengan aksi borong mendapatkan pupuk yang banyak, lakukan pemupukan secukupnya sesuai dengan umur dan kebutuhan tanaman, karena Pada bulan Januari 2023 nanti sudah ada alokasi yang baru untuk tahun anggaran 2023 dan hampir dua kali lipat dari Tahun 2022,” pungkasnya. (Upek)