SURABAYAONLINE.CO- Dilansir dari American Psychological Association, manipulasi adalah cara yang digunakan seseorang untuk mendapatkan keinginannya. Salah satu cara membahayakan yang umum dilakukan adalah gaslighting. Tindakan tersebut jelas salah, karena merugikan pihak lain.
Gaslighting membuat seseorang akan merasa bersalah, lemah, meragukan kebenaran diri sendiri, dan pasrah terhadap manipulasi orang lain. Ternyata kalau kita menunjukan empati di hadapan orang yang manipulatif, kita bisa menjadi sasaran atau korbannya lohh..
Orang manipulatif bisa kita kenali dari ciri-ciri ini nih bestie, yuk disimak!
Mengintimidasi dan Bertindak seperti Korban
Orang-orang yang manipulatif sering banget mengintimidasi lawannya. Bisa jadi dengan cara mengancaman, mereka cenderung melakukan dengan kata-kata yang halus. Taktik ini dilakukan agar Kamu merasa takut dan menyerah. Jika cara tersebut tidak berhasil, pelaku cenderung akan menempatkan diri seolah-olah sebagai korban.
Pelaku biasanya akan menunjukkan jika ia adalah orang yang paling menderita dan menyesal akan hal yang terjadi. Hal tersebut juga dilakukan untuk membangun simpati lawan bicara. Jadi, jangan sampai terjebak dengan rayuannya.
Sering Berbohong
Berbohong menjadi salah satu ciri orang manipulatif. Bisa dibilang, berbohong menjadi senjata ampuh bagi mereka. Jika bersalah, bukannya meminta maaf, mereka akan menyembunyikan rasa bersalah dengan mempermainkan fakta hingga Kamu kebingungan.
Seorang manipulatif pandai melihat kesempatan untuk mendapatkan apa pun yang diinginkan. Jika perlu berbohong, pun mereka akan melakukannya. Sangat menyeramkan, bukan?Mereka tidak segan untuk berbohong menyembunyikan hal-hal penting atau memutarbalikkan fakta.
Untuk mengetahui kebohongannya, Kamu perlu mengulang-ulang pertanyaan. Mereka tidak akan memberikan jawaban yang konsisten. Jika jawaban yang diberikan tidak jelas dan sesuai dengan pertanyaan, bisa jadi itu adalah tanda ia berbohong.
Menyangkal dan Menghindar
Menyangkal dan menghindari menjadi taktik manipulasi selanjutnya. Mereka menggunakan ini untuk membuat Kamu bersimpati. Pada awalnya, Kamu merasa ia salah. Namun, dengan terus-menerus menyangkal pertanyaan, hal tersebut membuat Kamu jadi tidak yakin.
Jika Kamu ragu dengan keyakinan awal bahwa ia salah, trik menyangkal akan membuat Kamu memaafkan apa yang telah dilakukan. Bukan hanya menyangkal saja, seseorang yang manipulatif juga terbiasa menghindar. Biasanya, mereka melakukan hal tersebut untuk menghindari tanggung jawab.
Contohnya adalah menolak untuk membicarakan masalah ketika Kamu ingin mendiskusikannya. Hal tersebut menjadi salah satu cara yang umum dilakukan oleh orang manipulatif. Dalam menghindari pertanyaan, mereka akan sedikit menyentak.
Kalimat yang umum digunakan adalah, “Jangan mengutarakan pertanyaan yang sama terus-menerus. Itu sangat mengganggu.”
Hal tersebut membuat Kamu merasa bahwa tindakan tersebut memang mengganggu. Akhirnya membuat Kamu tidak ingin membahasnya lagi.
Menyalahkan dan Merendahkan Orang Lain
Pelaku selalu menyalahkan orang lain ketika melakukan kesalahan. Kesalahan yang ia buat justru menjadi senjata untuk membuat orang lain merasa bersalah.Tidak sampai di situ saja, seorang manipulatif akan membuat Kamu merasa lemah. Cara yang dilakukan adalah merendahkan Kamu di depan orang lain. Hal-hal yang biasa dilakukan pelaku adalah mendikte kejelekan, ketidakmampuan, atau segala macam kekurangan Kamu.
Lalu jika sudah terlanjur mempunyai teman atau pasangan yang manipulatif giaman nih bestie? Dilansir dari Healthline, salah satu cara menghadapi orang yang manipulatif adalah dengan metode grey rock alias memiliki sikap “masa bodoh” atau “bodo amat”.
Pelaku umumnya sangat menyukai drama. Mereka mengetahui orang mana saja yang bisa dimanfaatkan atau memiliki rasa empati yang tinggi. Kemudian, mereka menarik perhatian dengan menjual kisah sedih hidupnya dengan berbohong atau melebih-lebihkan. Pelaku tidak suka dengan orang yang cuek atau berperilaku acuh tak acuh. Mereka berpikir jika orang tersebut membosankan.
Contohnya saja berselingkuh saat pasangannya mulai membosankan. Saat ketahuan, ia akan menyalahkan pasangannya. Bisa dibilang, pelaku akan berbalik memposisikan dirinya sebagai korban. Jika tiba-tiba pelaku memutuskan hubungan, sebaiknya terima saja.
Jangan meminta maaf. Apa pun yang pelaku lakukan, cobalah untuk bersikap datar. Tidak menggubrisnya akan menghentikan kepuasan egonya. Jangan menjelaskan berbagai hal terlalu detail. Ingat, kamu tidak punya kewajiban untuk berbagi hal-hal yang bersifat pribadi dengan pelaku. (Windi)