SURABAYAONLINE.CO – Pasar mobil bekas di Indonesia tetap menjadi pilihan bagi masyarakat yang mengejar value to money. Mereka enggan menghabiskan banyak uang untuk mobil yang beberapa tahun kemudian harganya langsung jatuh. Salah satunya terjadi pada mobil di segmentasi mewah.
Pemilik dealer mobil bekas Focus Motor Agustinus mengungkapkan bahwa sebagian mobil mewah mengalami penurunan harga yang tajam. Padahal, mobil tersebut baru digunakan dalam rentang waktu yang terlalu lama, misalnya mobil mewah Range Rover.
Sebagai contoh, Range Rover Evoque baru memiliki banderol Rp 1,2 miliar, namun harga bekasnya untuk tahun 2015 berada di kisaran Rp 600 juta – Rp 700 jutaan. Sementara mobil di tahun 2012 ada yang menyentuh Rp 470 juta.
Mobil-mobil yang mengalami jatuh harga umumnya terjadi pada merk yang tidak banyak ditemui atau anti-mainstream. Selain itu, mobil ini juga dikenal memiliki biaya servis yang cukup mahal dibanding mobil lain sejenis dari pabrikan Jepang.
“Yang jatuh Range Rover, kaya mobil Jaguar jatuh, disini masih fanatik merk. Segala macam Audi harga bisa separuh kalau sudah 4-5 tahun,” katanya.
Namun, bukan berarti semua jenis mobil mewah mengalami penurunan harga. Beberapa brand yang masuk ke dalam jenis mobil hobi nyatanya masih cukup kuat bertahan. Meski ada penurunan harga, namun tidak separah mobil di atas. Selain itu, brand mainstream juga berpengaruh.
“Lexus nggak, kuat kaya Toyota, harga ngga sejatuh itu itu. Mini Cooper lumayan kuat, karena mobil hobi masuknya kan. VW kodok juga kuat, bahkan mobil barunya suka nggak ada barang. Bahkan sama Mini Cooper masih mahalan VW kodok karena barang susah. Mini banyak di ATPM dan ready terus,” jelasnya.
VW Kodok memiliki sejarah panjang, yakni sudah berusia 75 tahun. bentuknya yang khas juga menjadi nilai tambah. Keunikan dan nilai ini yang menjadikannya sebagai mobil hobi. Hal sama juga terjadi pada Suzuki Jimny.
“Jimny nggak mungkin turun 30-40. Beda brand, beda strategi mereka, beda harga, baru seken juga beda,” sebut Agustinus.