Surabaya Online – Berawal dari usaha orang tuanya yakni petani singkong sekira pada tahun 1984, kini produk tiwul dan gatot instan buatan Suryo Widodo berhasil menembus pasar luar negeri, seperti Taiwan, Hongkong, Belanda dan lainnya.
Dengan sentuhan Bang Yos, nama panggilannya, kini tiwul bisa disejajarkan dengan makanan kekinian, bahkan konsumennya saat ini berasal dari luar negeri.
“Saya setelah lulus SMA sempat merantau, saya baru serius menekuni usaha ini tahun 2000” kata bang Yos.
Saat memulai usaha ini tentu tidak mudah, hambatan justru datang dari sekelilingnya. Banyak yang mengatakan tiwul dan gatot yang berasal dari singkong ini, sebagai makanan yang tidak bergizi, kuno, makanan pinggiran dan seterusnya.
“Namun karena ada tanggung jawab moral, ingin mengangkat para petani singkong, cemooh itu justru saya anggap sebagai motivasi.” kata Bang Yos.
Untuk menjawab cemooh, Bang Yos kemudian memeriksakan hasil produksinya yakni “Tiwul Instan Uwenak” ke Laboratorium Sucofindo, ternyata hasilnya menunjukkan bahwa tiwul hasil produksinya justru punya kadar nutrisi yang tinggi, tidak kalah dengan bahan makanan lain, dan lebih kaya serat.
“Dari hasil laboratoriun ini makin membuat saya lebih termotivasi” katanya.
Bang Yos mulai meriset tiwul ini sebenarnya mulai tahun 1996, namun baru direspon oleh masyarakat setelah munculnya produk Tiwul Instan yang seperti sekarang ini pada tahun 2005.
Yakni saat orang yang ingin bernostalgia, atau penggemar tiwul, akhirnya bisa menemui produk yang ngangeni (rindu) ini, dengan mudah dan secara instan.
Sentuhan Bang Yos dari produk tiwul dan gatot ini, yang pertama adalah dari sisi Instan, seperti diketahui bersama, jika ingin membuat tiwul dengan cara tradisional membutuhkan waktu beberapa hari, dengan produk Tiwul Instan Bang Yos ini, maka untuk menyajikannya hanya dibutuhkan hitungan menit saja, namun kandungan nutrisinya masih tetap dipertahankan.
Kedua, Tiwul Instan, tapi tidak dalam bentuk ditepungkan, melainkan persis tiwul-tiwul jaman dulu.
Yang ketiga, produk Tiwul dan Gatot Instan ini bisa disajikan secara kekinian, seperti dengan rasa original, pandan, gula merah, serta topingnyapun bisa dikombinasikan dengan keju, coklat, dan lainnya.
“Dengan tampilan dan rasa yang kekinian, kini penggemar tiwul dan gatot instan, bukan orang sepuh (tua) lagi, tapi semua generasi menjadi suka dengan produk ini.” jelasnya.
Untuk pemasaran dalam negeri, dibeberapa kota besar sudah ada, seperti Malang, Surabaya, Jawa Tengah seperti di Jogya, dan Jawa Barat, saat ini malah kuwalahan,” kata Bang Yos
Berbagai penghargaan pun telah diterima oleh Bang Yos, “Kalo kompetisi makanan olahan tradisional sudah juara beberapa kali.” katanya.
Penghargaan mulai dari tingkat propinsi, satu penghargaan UMKM Award, Bahkan kejuaraan sampai tingkat nasional, pernah kami diundang ke Istana Negara” imbuhnya.
Menurut Bang Yos kendala selama ini adalah dari sisi teknologi pemrosesan, karena selama ini untuk mengolahnya masih secara tradisional.(*jay)