SURABAYAONLINE.CO, Sumenep- Front Pejuang Masyarakat Jawa Timur (FPMJT) soroti kelangkaan pupuk di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur yang terjadi pada musim cocok tanam.
Seperti yang diketahui saat ini masih dalam musim penghujan dimana sudah menjadi keberkahan bagi mayoritas petani untuk memulai bercocok tanam, namun sayang itu tidak dibarengi dengan ketersedian pupuk berjenis urea di pasaran.
Padahal pupuk merupakan kebutuhan fundamental bagi petani didalam melakukan proses produksi pertanian.
“Petani memulai bercocok tanam padi namun, tidak dibarengi dengan ketersedian pupuk,” Ujar Ketua FPMJT Bambang Supratman kepada media. Minggu 03/01/2021.
Kelangkaan itu menurut dia, dapat dilihat minimnya ketersediaan stock pupuk urea di lokasi-lokasi kios distributor yang biasa menyediakan pupuk untuk kebutuhan pertanian. Ditambah lagi kata Bambang Supratman stok yang minim tersebut, tidak diperbolehkan dibeli oleh semua petani melainkan hanya yang memiliki kartu tani yang notabene mayoritas kepemilikannya hanya dimilki oleh petani yang tergabung kedalam kelompok tani
Padahal menurut dia, berdasarkan temuan nya masih banyak masyarakat yang berprofesi petani tidak tergabung kedalam kelompok tani akibatnya kata dia, mereka tidak bisa membeli pupuk urea.
“Kios hanya melayani kelompok atau pemilik kartu tani, sedangkan kartu tani didominasi oleh anggota kelompok tani,” kata nya.
Kodisi ini menurut nya, diperparah dengan melambungnya harga pupuk di pasaran yang saat ini harga satu karungnya mencapai Rp 120 ribu, padahal pada sebelumnya hanya Rp 95 ribu ada peningkatan harga sebesar Rp 25 ribu.
“Pupuk urea harga mahal yang awalnya Rp 95 ribu, sekarang melonjak ke harga 120 ribu bahkan ada yang lebih,” jelas aktivis yang juga relawan pemenangan Fauzi- Eva pada Pilkada Sumenep 2020 yang lalu.
Atas temuan situasi di atas, pihaknya meminta Pemerintah Kabupaten Sumenep, utamanya Dinas terkait agar dapat memperhatikan dengan serius situasi yang sedang dihadapi petani. Karena kata dia, apabila situasi ini dibiarkan akan berdampak buruk kepada kondisi petani karena berpotensi gagal panen hingga akhirnya merugi
Selain itu ia juga mempertanyakan secara regulasi terkait penentuan harga alat-alat produksi pertanian utamanya pupuk sehingga melambung tinggi pada saat musim tanam
“Ini perlu perhatian pemerintah baik pendistribusiannya dan soal harga, Pertanyaannya apakah melonjaknya harga itu sudah ketentuan?,” tandasnya keheranan. (Thofu)