SURABAYAONLINE.CO-Sensai pedas apa yang sering Anda rasakan dalam makanan. Ada yang merasa kepedasan karena cabai. Ada yang merasa kepedasan karena lada. Ada juga yang merasa kepedesan karena wasabi, dan yang lainnya.
Namun semuanya memberikan sensasi pedas di lidah atau kerongkongan kita. Bahkan kadang bisa membuat hidung kita berair dan mata kita menangis.
Sensasi pedas yang kita rasakan itu berbeda dengan rasa di lidah kita. Seperti manis, asin, atau asam. Saat kita makan makanan yang pedas, ada zat tertentu yang mengaktifkan sel araf sensorik di lidah kita.
Sel saraf ini namanya polymodal nociceptor.
Selain di lidah, sel saraf ini juga ada di bagian tubuh yang lain. Sel saraf ini aktif jika menerima panas yang berlebihan.
Jadi, ketika kita makan makanan yang pedas, misalnya yang mengandung cabai, sel saraf ini jadi aktif.
Sensasi pedas yang kita rasakan ini membuat mulut kita terasa terbakar. Rupanya, otak kita memang merasakan ada “kebakaran”.
Saat sel saraf yang menerima sensasi panas ini aktf, tubuh kita mengira ada sumber panas yang berbahaya.
Inilah mengapa kita berkeringat dan detak jantung menjadi semakin cepat.
Ini memang yang terjadi saat tubuh kita menghadapi bahaya, yaitu kondisi fight or flight. Sensasi pedas bisa terasa berbeda kalau sumbernya berbeda.
Misalnya sensasi pedas dari cabai, berbeda dengan sensai pedas dari lada atau wasabi. Rupanya ini karena perbedaan bahan-bahan yang ada di dalamnya.
Pada cabai dan lada, ada komponen capsaicin dan piperine yang terbuat dari molekul alkylamides.
Nah, kebanyakan molekul ini ‘menempel’ di lidah kita.
Sementara dalam wasabi ada molekul isothiocyanates. Molekul ini bisa mengapung di bagian sinus, atau rongga kecil yang menghubungkan saluran udara dan mulut kita.
Inilah mengapa kita merasakan sensasi kepedasan yang berbeda.
Yaitu pedas karena cabai dan lada sensasinya berupa mulut terasa terbakar. Sedangkan sensasi pedas dari wasabi berupa hidung yang terasa terbakar.(*)