SURABAYAONLINE.CO, GRESIK – Masih banyak pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang mengaku kesulitan memasarkan produk-produknya.
“Saya sangat senang sekali karena di dalam programnya Pak Qosim sama Dokter Alif membahas pengembangan UMKM terutama masalah pemasaran,” kata Mujianto, pengusaha kerupuk kanji asal Desa Bulurejo, Kecamatan Benjeng,
saat mengikuti acara sambung rasa bersama Cabup dan Cawabup Qosim-Alif di Dusun Nyanyat, Bulurejo, Rabu (21/10).
Diakui Mujiono, elama ini pemasaran usaha yang dijalankan dengan dibantu 15 karyawan tersebut masih antar kota dalam provinsi meliputi Lamongan, Mojokerto, Surabaya dan Gresik, namun bisa tembus antar pulau.
Pengusaha yang sudah merintis bisnisnya selama 9 tahun tersebut, mengaku belum mempunyai akses pemasaran ke toko modern.
“Meski home industri, saya berharap nantinya produk kami bisa masuk ke minimarket yang dilengkapi dengan brand lokal. Karena saat ini masih belum ada brandnya, hanya dibungkus plastik saja,” paparnya.
Dia juga meminta, agar Qosim-Alif dapat memfasilitasi proses izin kesehatan di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), agar produknya bisa menembus pasar luar pulau.
Cabup Pak Qosim menuturkan, dalam menyikapi aspirasi pelaku UMKM sudah disiapkan ‘Kartu UMKM Bangkit’ untuk membantu peningkatan usaha masyarakat Gresik.
Dengan kartu ini pelaku UMKM diakomodir, mulai kemudahan permodalan, pemasaran termasuk di toko modern hingga perizinannya.
Melalui rilis yang diterima SurabayaOnline, Qosim-Alif juga menyiapkan marketplace atau pemasaran via online khusus produk asli warga Gresik.
“Di kartu itu nanti ada data pelaku UMKM yang akan dikembangkan oleh pemerintah, doakan pak Qosim ya,” kata Pak Qosim sambil menyapa warga. (san)