SURABAYAONLINE.CO- Ratusan ekor hewan liar dilepas liar ke alam bebas. Pelepasan hewan liar ini bukanlah tanpa maksud.
Hewan liar ini dilepas untuk membasmi hama yang menjadi momok bagi petani di Desa Mlati, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri.
“Aksi ini kami lakukan dilatarbelakangi adanya serangan hama. Ini mengakibatkan penurunan produksi pertanian, makanya kami kita melepas ratusan hewan satwa liar di lahan pertanian warga” ujar ketua komunitas satwa asli Blitar Imam Saifudin kepada detikcom, Senin (29/6/2020).
Imam mengatakan warga Desa Mlati, Kabupaten Kediri selama ini mengandalkan sektor pertanian dalam perekonomian mereka. Sektor pertanian sekitar 80 persen mendominasi pekerjaan warga. Namun, karena banyaknya serangan hama, mengakibatkan produksi pertanian dari lahan petani kurang optimal.
Beberapa jenis hewan yang dilepaskan itu antara lain adalah aneka burung pemangsa serangga, musang, biawak, hingga berbagai jenis ular. Ada ratusan ekor hewan yang sebelumnya telah dikumpulkan oleh warga. Hewan-hewan tersebut sebelumnya dikumpulkan secara swadaya oleh warga dan sengaja dilepaskan.
Harapannya, dengan pelepasan hewan-hewan liar tersebut bisa mengembalikan ekosistem, sehingga serangan hama bisa berkurang. Hasil produksi pertanian terutama milik petani di Desa Mlati, Kecamatan Mojo, tersebut juga bisa kembali bagus.
Selain melepas hewan tersebut, masyarakat juga memasang papan pengumuman larangan berburu di sejumlah sudut desa.
“Ada berbagai macam jenis satwa yang dilepaskan, ada aneka burung pemangsa serangga, musang, biawak, serta ular sebagai musuh tikus. Ini dikumpulkan secara swadaya dan diharapkan mampu mengembalikan keseimbangan ekosistem akibat perburuan liar,” imbuh Imam.
Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) Kabupaten Kediri juga memanfaatkan burung hantu guna menekan penyebaran hama tikus. Program ini sudah berjalan sejak 2018. Burung hantu (Tyto Alba) dimanfaatkan sebagai agen hayati.(dtc)