SURABAYAONLINE.CO, GRESIK – Tempat wisata ecowisata mangrove di Desa Daun, Kecamatan Sangkapura kini menjadi salah satu icon wisata alam masyarakat setempat.
Kepala Desa Daun, Abdul Aziz menceritakan awal terbentuknya kawasan mangrove sekitar tahun 1998 hingga tahun 2002 terjadi abrasi. Akibatnya tak kurang dari 44 hektar lahan persawahan tak bisa ditanami. Hingga akhirnya sejumlah masyarakat berinisiatif menanam pohon bakau sebagai penahan abrasi.
Tahun 2008, lanjut Abdul Aziz, mulai terbentuk kelompok masyarakat yang peduli lingkungan. Dan dari situlah mulai diadakan kegiatan penanaman pohon secara massal, termauk dukungan pemerintah daerah yang getol terhadap program pemerintah Desa Daun.
Wakil Bupati Moh. Qosim mengapresiasi langkah masyarakat dan Pemdes Daun yang hingga kini terus mengembangkan kawasan tersebut.
“Kami atas nama Pemkab Gresik sangat mengapresiasi kerjasama masyarakat dan pemerintah desa Daun. Dimulai dari hal kecil hingga saat ini menjadi kawasan ecowisata, dengan ribuan pohon mangrove yang sudah ditanam,” kata Wabup Qosim saat mengunjugi ecowisata tersebut, Jumat (6/12).
Selain dukungan pemerintah daerah, kawasan mangrove tersebut juga didukung oleh perusahaan listrik Pembangkit Jawa-Bali (PJB) melalui CSR (Corporate Social Responcibility).
“Kami ucapkan terima kasih terhadap PJB melalui program CSR berupa sarana pendukung yang sangat bermanfaat bagi perkembangan mangrove,” kata Wabup. (san)