SURABAYAONLINE.CO-Mengikuti kebijakan lebih dari 30 negara lain di dunia, Administrasi Penerbangan Federal FAA Rabu sore (13/3) memerintahkan seluruh maskapai penerbangan untuk mendaratkan semua pesawat Boeing jenis 737 MAX karena alasan keselamatan.
Kebijakan untuk menghentikan semua penerbangan pesawat baru itu dari wilayah udara Amerika merupakan perubahan kebijakan yang cepat dan tiba-tiba yang diambil oleh Boeing, maskapai penerbangan yang menerbangkan jenis pesawat 737 MAX dan pemerintahan Presiden Donald Trump. Sebelumnya pihak-pihak tersebut menilai tidak ada alasan untuk melarang terbang pesawat Boeing 737 MAX, meskipun telah terjadi dua kecelakaan yang melibatkan pesawat itu di Indonesia dan Ethiopia dalam waktu kurang dari lima bulan.
“Saya tidak ingin mengambil risiko,” ujar Trump ketika ditanya oleh wartawan di Roosevelt Room, Gedung Putih, Rabu (13/3) sore, bahwa pesawat jenis terbaru 737 MAX untuk sementara waktu harus dilarang terbang. “Kami merasa ini hal yang tepat untuk dilakukan,” tambahnya.
Langkah itu merupakan “suatu keputusan yang sangat sulit dari sudut pandang Boeing,” ujar Trump, dan bahwa ia tidak lagi dapat menunda keputusan tersebut. “Saya merasa hal ini penting, baik secara psikologis maupun dalam banyak hal lainnya.”
Presiden Trump merujuk pada “informasi baru dan bukti-bukti fisik yang kami terima dari beberapa situs, tempat lain dan sejumlah keluhan lainnya.”
Trump memperkirakan Boeing akan menyelesaikan masalah itu, “semoga saja mereka akan bergerak cepat memberikan jawaban. Tetapi hingga mereka melakukan hal itu, pesawat-pesawat itu harus dilarang terbang.”
Boeing Ikuti Perintah Presiden Trump
Tak lama setelah pengumuman Presiden Trump itu, Boeing mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa meskipun tetap memiliki kepercayaan penuh pada keamanan pesawat seri 737, setelah berkonsultasi dengan FAA, Dewan Keselamatan Transportasi Udara NTSB, sejumlah otorita penerbangan, dan para pelanggan atau konsumen di seluruh dunia; diputuskan bahwa “karena pertimbangan yang sangat hati-hati dan guna meyakinkan publik tentang keselamatan penerbangan” maka Boeing merekomendasikan penangguhan untuk sementara waktu operasi seluruh armada pesawat itu, yang mencapai hampir 400 pesawat.
Sebagian maskapai penerbangan Amerika yang menggunakan Boeing jenis MAX 8 adalah Southwest Airlines yang memiliki 34 pesawat dan American Airlines dengan 24 pesawat. Sementara yang menggunakan Boeing jenis Max 9 yang sedikit lebih lebar adalah United Airlines, yang memiliki 14 pesawat. American Airlines dan United Airlines menerbangkan hampir 300 penerbangan setiap hari.
“Kami mendukung langkah pro-aktif ini dengan sangat hati-hati,” ujar CEO Boeing Dennis Muilenburg. “Kami melakukan segala yang dapat kami lakukan untuk memahami penyebab kecelakaan ini, dengan bermitra pada tim penyelidik, meningkatkan keselamatan dan membantu mastikan agar hal ini tidak terjadi lagi.”
FAA Ambil Keputusan Setelah Dapat Banyak Informasi & Data Tambahan
FAA menyatakan keputusan untuk mendaratkan pesawat-pesawat 737 jenis terbaru itu merupakan hasil pengumpulan data tambahan, bukti-bukti baru yang dikumpulkan di lokasi dan analisa yang dilakukan pada hari Selasa (12/3).
“Bukti ini, bersama dengan data satelit yang telah disempurnakan dan tersedia untuk FAA pagi ini, mengarah pada keputusan tersebut,” demikian petikan pernyataan FAA.
Dalam cuitan selanjutnya FAA mengingatkan bahwa “perintah darurat” yang melarang operasi Boeing jenis 737 MAX 8 dan 737 MAX 9 oleh maskapai-maskapai penerbangan yang memiliki sertifikasi di Amerika, berlaku efektif segera.”
Garuda-Lion Tak Terpengaruh
“Secara operasional tidak banyak berpengaruh,” ujar Managing Director Lion Air Group Daniel Putut di Jakarta, Rabu (13/3/2019).
Daniel menambahkan, biasanya 10 pesawat jenis Boeing 737 Max 8 milik perusahaannya dioperasikan untuk penerbangan ke China dan Arab Saudi. Saat ini, pihaknya telah menyediakan pesawat pengganti untuk menanggulangi hal tersebut.
“Sekarang lagi low season, jadi masih bisa di-backup. Kami juga ada 114 pesawat (jenis lain),” kata Daniel.
Senada dengan Lion Air, maskapai Garuda Indonesia juga mengaku tak terganggu operasionalnya terkait larangan itu. Garuda Indonesia sendiri saat ini memiliki satu unit pesawat Boeing 737 Max 8.
Pesawat tersebut digunakan untuk rute penerbangan ke Hongkong dan Singapura.
“Karena pesawat ini belum diterbangkan kembali, kami back up dengan seri 800. Iya kami ada satu pesawat stand by untuk mendukung operasional seperti itu,” kata Direktur Teknik Garuda Indonesia, I Wayan Susena di lokasi yang sama.(*)