SURABAYAONLINE. CO – MALANG. Buah pikiran Presiden RI Pertama, Soekarno tetap relevan hingga saat ini.
Hal itu diungkapkan Rektor Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Budi Utomo (IBU) Malang Dr Nurcholis Sunuyeko, saat Sarasehan “Membedah Pemikiran Soekarno” di kampus C IKIP Budi Utomo Malang, Sabtu (30/11)
Sebagai generasi milenial, mahasiswa sebaiknya memahami sepak terjang pemikiran – pemikiran pria kelahiran Blitar, Jawa Timur ini.
“Agar bisa selaras dan harmoni ( kompatibel) dengan perkembangan zaman, ” terangnya.
Nurcholis menambahkan fondasi yang dibangun untuk Indonesia adalah hasil karya Soekarno. “Jadi dengan membedah pemikiran Soekarno, kita tidak sekadar sarasehan sejarah,” ujarnya.
Lebih dari itu, kata Ketua Umum Forki Kota Malang itu, mahasiswa juga mempelajari bagaimana sang presiden pertama itu bisa menjadi sosok yang paling berpengaruh. “Agar kompatibel dengan zaman, anda harus mengetahui bagaimana Soekarno. Karena banyak kejadian saat ini adalah skenario yang disusun di masa lalu,” kata Nurcholis.
Kenapa harus Soekarno, Nurcholis mengatakan Bung Karno, demikian Soekarno biasa dipanggil, tidak sekadar tokoh nasional, tapi sudah melegenda hingga mancanegara. Kemampuannya menguasai sembilan bahasa, memungkinkan Bung Karno berinteraksi dengan dunia internasional.
Di tengah keterbatasan Indonesia saat itu, lanjutnya, wajar jika pola pikir Soekarno, berpengaruh pada presiden-presiden selanjutnya, termasuk Soeharto, yang menjadi presiden penggantinya.
”Dua Presiden berpengaruh di Indonesia, Soekarno dan Soeharto. Keduanya peletak fondasi bangsa ini. Terlepas dari sisi negatif yang mengiringi,” ucap Nurcholis.
Meski demikian, Nurcholis meminta agar saat mempelajari pola pikir Soekarno, mahasiswa harus tetap mengedepankan pemikiran akademik, bukan hanya didasari cinta semata yang justru bisa menutup netralitas dan keilmuan.
”Soekarno hanya sekali lahir dan tak tergantikan. Tapi pemikir-pemikir lain dengan warna Soekarno akan terus lahir,” katanya.
Sarasehan Sejarah, yang mengambil tema Membedah Pemikiran Soekarno digelar Prodi Pendidikan Sejarah dan Sosiolosi IKIP Budi Utomo dan Diikuti ratusan mahasiswa dari berbagai fakultas.
Selain Nucholis, yang ikut memberikan paparan sejarah dalam sarasehan tersebut, adalah Dr Ibnu Mujib. “Kami berharap setelah membedah pemikiran Soekarno, sarasehan akan berlanjut dengan membedah tokoh-tokoh nasional lainnya,” katanya.(s mukti nunggal)


