SURABAYAONLINE.CO – Pemerintah Kabupaten Sidoarjo melalui Dinas Koperasi dan UMKM menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Sosialisasi Program Pengembangan Usaha Mikro Tahun 2026 di Fave Hotel, Rabu (19/11/2025). Kegiatan ini diikuti lebih dari 90 persen undangan yang terdiri dari perwakilan kecamatan, pendamping UMKM, hingga pelaku usaha.
Kadis Koperasi dan UMKM Sidoarjo, Edi Kurniadi, dalam laporannya menyampaikan apresiasi atas tingginya partisipasi peserta.
“Alhamdulillah, lebih dari 90 persen peserta hadir. Ini bentuk syukur kita kepada Allah SWT, karena dapat berkumpul dan mengikuti kegiatan lapang kombinasi pengelolaan usaha,” ujarnya.
Edi menjelaskan, rakor ini merupakan tindak lanjut pelaksanaan dua Surat Keputusan, yaitu SK Tim Pembinaan Usaha serta SK Tim Monitoring dan Evaluasi. Melalui SK tersebut, dinas berkewajiban menyampaikan laporan capaian program sepanjang 2025.
Ia memaparkan bahwa bidang yang berada dalam koordinasinya fokus pada tiga sector, yakni Bidang Koperasi, Bidang Pemberdayaan, dan Bidang Pengembangan, yang menjadi fokus pelaporan pada rakor kali ini.
Dua program prioritas yang menjadi mandat Bupati dan Wakil Bupati adalah 20.000 UMKM Naik Kelas dan 2.000 Renovasi Warung Rakyat.
Program pendampingan meliputi peningkatan kapasitas usaha, digital marketing, legalitas, inkubasi, kurasi produk, hingga fasilitasi permodalan. Adapun jumlah peserta per tahun; 2022 sebanyak 185 peserta, 2023 sebanyak 1.988 peserta, 2024 sebanyak 2.033 peserta, dan 2025 sebanyak 4.250 peserta.
“Total peserta dari bidang kami sudah melampaui target 20.000 UMKM Naik Kelas. Ini belum termasuk kontribusi dari bidang pemberdayaan,” jelas Edi.
Selama 2022–2025, program ini berhasil merenovasi lebih dari 2.000 warung. Pada 2022 sebanyak 393 warung, 2023 sebanyak 422 warung, 2024 sebanyak 395 warung, dan 2025 sebanyak 800 warung.
Selain program berbasis anggaran, dinas juga mengembangkan Sedekah Ilmu, yaitu pelatihan non-budgeter di mana pelaku UMKM yang sudah maju berbagi pengalaman kepada pelaku usaha pemula. Program ini berlangsung 2–3 kali setiap pekan dan disambut antusias masyarakat dari berbagai wilayah.
Wakil Bupati Sidoarjo, Hj. Mimik Idayana, yang hadir memberikan arahan, menyampaikan apresiasi sekaligus evaluasi terhadap program yang berjalan selama ini.
Ia mengaku sering turun langsung ke lapangan dan menemukan bahwa program UMKM Naik Kelas belum sepenuhnya tepat sasaran.
“Terus terang, saya melihat sasaran program ini belum seratus persen tepat. Ini realita di bawah,” tegasnya.
Wabup meminta agar aparatur kecamatan dan pendamping UMKM tidak sekadar berfokus pada administrasi, namun aktif melakukan sosialisasi langsung ke masyarakat.
“Program yang bagus kalau hanya berhenti di meja tidak akan berjalan. Banyak persoalan di bawah yang tidak terjangkau,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa pelatihan harus diberikan kepada warga yang benar-benar membutuhkan.
“Kalau ada pelatihan potong rambut, carikan peserta yang memang butuh. Kalau pelatihan memasak, pilih yang sungguh-sungguh ingin membuka usaha. Karena ini menggunakan anggaran negara, jangan main-main,” pesannya.
Wabup Mimik menambahkan bahwa banyak ibu rumah tangga dan pemuda memiliki kemampuan, namun terkendala modal. Melalui Program UMKM Naik Kelas, pemerintah menyediakan akses permodalan Rp 5–10 juta tanpa jaminan, bekerja sama dengan lembaga keuangan yang telah ditetapkan.
“Ini harus panjenengan sampaikan di setiap desa, dusun, dan kelompok masyarakat. Ayo kita gerakkan mereka,” tegasnya.
Ia menutup arahannya dengan ajakan untuk menggerakkan ekonomi desa, “Mulai tahun ini, mari kita bangkitkan ekonomi desa dan memajukan Kabupaten Sidoarjo. Saya yakin panjenengan mampu menjalankan amanah ini.” (Rin)


