SURABAYAONLINE.CO,Surabaya – Tahun 2023 ini pertumbuhan ekonomi Jawa Timur (Jatim) akan tetap baik. Inklusi keuangan, terutama pada sektor UMKM, cukup tinggi.
Meski demikian,secara umum tahun 2023 menjadi tahun krusial bagi ekonomi Jatim. Ekonomi global berpotensi lebih rendah. Inflasi tetap menjadi perhatian, hilirisasi menjadi kunci akselerasi, dan investasi menjadi faktor pendorong.
Hal ini disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jatim Budi Hanoto saat Jatim Talk Read to East Java Economic Forum 2023 (Ejavec) di Westin Hotel Surabaya, Selasa (14/2).
Menurut Budi Hanoto, ekonomi Jatim triwulan IV 2022 tumbuh positif. Keseluruhan tahun 2022 terakselerasi dibandingkan tahun 2021 dan menuju kondisi pra-pandemi.
Sedangkan pada triwulan III 2022 melanjutkan pertumbuhan positif, kendati mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Bank Indonesia berupaya memenuhi kebutuhan informasi stakeholders eksternal maupun internal yang berkaitan dengan perkembangan ekonomi makro daerah, keuangan pemerintah, inflasi daerah, stabilitas keuangan dan pengembangan akses UMKM.
“Perekonomian Jawa Timur pada triwulan III 2022 melanjutkan pertumbuhan positif. Kendati mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Kinerja ekonomi Jawa Timur tumbuh 5,58 persen (yoy). Lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 5,76 persen (yoy),” jelas Budi Hanoto.
Sedangkan peningkatan inflasi disebabkan oleh tingginya tekanan sisi penawaran. Hal ini sejalan dengan tren peningkatan harga minyak global yang berdampak pada penyesuaian BBM bersubsidi dan nonsubsidi di tingkat domestik. Inflasi IHK tahunan Jawa Timur yang lebih tinggi dari triwulan sebelumnya terutama bersumber dari kelompok transportasi.(*)