SURABAYAONLINE.CO – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Republik Indonesia secara resmi meresmikan Rumah Singgah Mustahik BAZNAS Kabupaten Sidoarjo, sebuah fasilitas sosial strategis yang dirancang untuk menjadi pelabuhan harapan bagi keluarga pasien, peserta pelatihan, dan masyarakat dalam kondisi darurat sosial.
Peresmian ini digelar di Jl. Candi Besar, Kecamatan Candi, Sidoarjo, dan dihadiri langsung oleh jajaran pimpinan nasional dan daerah, menandai komitmen kuat BAZNAS dalam mewujudkan zakat yang berdampak nyata dan manusiawi, Rabu (8/10).
Dalam acara yang penuh makna spiritual dan kebersamaan, Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA, bersama perwakilan BAZNAS Jawa Timur, KH. Ahsanul Haq, serta perwakilan dari Bupati, turut menyaksikan prosesi pemotongan pita dan penandatanganan prasasti sebagai simbol pembukaan resmi fasilitas ini.
Suasana semakin khidmat dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, sholawat hadrah, dan santunan kepada anak yatim dan dhuafa yang hadir, mengingatkan bahwa setiap langkah BAZNAS adalah ibadah yang terhubung langsung dengan kebutuhan nyata masyarakat.
Rumah singgah seluas 200 meter persegi ini bukan sekadar bangunan, melainkan wujud nyata dari kepedulian dan tanggung jawab sosial. Dilengkapi delapan kamar tidur dan kamar mandi dalam berukuran 4×4 meter, fasilitas ini dirancang untuk memberikan privasi, kenyamanan, dan rasa aman bagi para penggunanya—baik keluarga yang mendampingi pasien di rumah sakit mitra, peserta program pelatihan BAZNAS, maupun warga yang menghadapi situasi darurat seperti kehilangan tempat tinggal atau bencana sosial.
Pembiayaan akuisisi lahan dan bangunan senilai Rp700 juta lebih berasal dari BAZNAS RI, sementara operasional harian akan dikelola sepenuhnya oleh BAZNAS Kabupaten Sidoarjo, menegaskan sinergi vertikal yang kuat antara pusat dan daerah dalam mewujudkan tata kelola zakat yang transparan, akuntabel, dan berkelanjutan.
“Ini bukan hanya rumah singgah, tapi rumah kasih,” tegas Prof. Noor Achmad dalam sambutannya. “Di sinilah kita membuktikan bahwa zakat bukan sekadar amalan ritual, tapi solusi konkret atas penderitaan manusia. Setiap kamar, setiap kasur, adalah bentuk rahmat Allah yang kita salurkan melalui tangan-tangan yang peduli.”
Kehadiran Forkopimda, perwakilan rumah sakit, tokoh agama, dan masyarakat sipil menunjukkan dukungan luas terhadap inisiatif ini. Bahkan, sejumlah mustahik penerima manfaat warga seminar turut hadir, tak hanya sebagai penerima manfaat packet sembako BAZNAS Sidoarjo,tapi sebagai saksi hidup atas transformasi zakat menjadi kekuatan sosial yang nyata.
Dengan layanan gratis dan prosedur check-in yang mudah—mulai dari verifikasi identitas hingga pemberian fasilitas lengkap—Rumah Singgah Mustahik BAZNAS Sidoarjo siap menjadi model inspiratif bagi daerah lain. Ia bukan sekadar tempat istirahat, tapi ruang penyembuhan, ruang belajar, dan ruang harapan.
Bagi BAZNAS, peresmian ini adalah awal dari misi besar: membangun kepercayaan publik melalui aksi nyata. Di tengah tantangan sosial yang kompleks, Rumah Singgah Mustahik hadir sebagai bukti bahwa zakat, jika dikelola dengan benar, bisa menjadi solusi paling manusiawi untuk memulihkan martabat dan kehidupan orang-orang yang paling rentan. Inilah wujud nyata dari “Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa”—zakat yang tidak hanya mengalir, tapi mengubah. (Rin)