SURABAYAONLINE.CO – Anggota Komisi DPRD Jawa Timur dari Fraksi Gerindra, dr. Benjamin Kristianto K Mars, turun langsung ke lokasi musibah ambruknya Musala Al Khoiziny, Kamis (2/10/2025), menilai kerja keras tim gabungan patut diapresiasi. Ia menyaksikan sendiri bagaimana petugas berusaha maksimal mengevakuasi korban, baik yang selamat maupun yang meninggal dunia, dengan sigap dan penuh dedikasi.
“Saya lihat tim evakuasi sangat bagus dan bergerak cepat. Mereka bekerja tanpa kenal lelah untuk memastikan semua korban dapat ditemukan. Ini patut kita apresiasi bersama,” ujar Benjamin yang juga Direktur RS Sheila Medika Sidoarjo.
Namun di balik keberhasilan proses evakuasi, Benjamin menyoroti sisi lain yang tak kalah penting: kesehatan mental dan fisik para wali santri yang menunggu dengan penuh kecemasan. Menurutnya, tekanan psikologis yang dialami keluarga korban berpotensi memicu masalah kesehatan serius.
Ia bahkan menemukan langsung seorang wali santri yang mengalami tekanan darah sangat tinggi akibat stres. “Saya mencoba memeriksa tensi salah satu wali santri. Ada seorang ibu dan seorang kakek yang menunggu anak atau cucunya dievakuasi, ternyata tensinya mencapai 180. Ini tentu berbahaya,” ungkap dokter sekaligus politikus Partai Gerindra itu.
Benjamin menegaskan, keberhasilan evakuasi bukan hanya soal menyelamatkan santri, tetapi juga memastikan para keluarga tidak ikut jatuh sakit karena menanggung beban psikologis yang berat. “Jangan sampai dalam evakuasi ini kita berhasil menyelamatkan anak atau cucu, tapi keluarga yang menunggu malah tumbang karena sakit. Kesehatan mereka juga harus dijaga,” tegasnya.
Selain itu, ia juga menyoroti aspek pembangunan pondok pesantren yang masih berlangsung. Benjamin berharap, ke depan perencanaan pembangunan dilakukan lebih cermat, baik dari sisi perhitungan konstruksi maupun pengawasan, sehingga peristiwa serupa tidak terulang. “Keselamatan para santri harus menjadi prioritas utama,” tandasnya.
Menutup keterangannya, Benjamin mengimbau keluarga korban untuk tetap sabar dan menyerahkan proses evakuasi kepada tim berwenang. “Saya harap para keluarga bisa tetap tabah dan mempercayakan proses ini pada tim yang sudah sangat terlatih. Semua pihak bekerja sepenuh hati agar korban segera tertangani,” ujarnya.
Tragedi di Pondok Pesantren Al Khoziny menjadi pengingat betapa pentingnya aspek keselamatan dalam pembangunan sarana pendidikan. Di tengah duka yang mendalam, perhatian pada kesehatan mental dan keteguhan keluarga korban juga tak kalah penting agar mereka mampu melewati masa sulit ini


