SURABAYAONLINE.CO – Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero) mencatatkan kinerja gemilang sepanjang 2024 dengan total 300.535 pelanggan, meningkat signifikan dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencapai 246.996 pelanggan. Program yang menyasar sektor pertanian, perikanan, perkebunan, hingga peternakan ini berhasil memperluas manfaat teknologi berbasis listrik di bidang agrikultur.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa program EA merupakan wujud komitmen PLN dalam mendorong modernisasi sektor agrikultur di Indonesia. Dengan memanfaatkan teknologi berbasis listrik, para petani tidak hanya dapat meningkatkan produktivitas, tetapi juga mengurangi biaya operasional secara signifikan.
“Program ini menciptakan Creating Shared Value (CSV), memberikan manfaat bagi masyarakat sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Teknologi berbasis listrik menghadirkan ekosistem pertanian modern yang berdaya saing tinggi,” ujar Darmawan.
Hingga akhir 2024, total daya tersambung melalui Program EA mencapai 4.203,36 Mega Volt Ampere (MVA), dengan konsumsi listrik sebesar 6,17 Terawatt Hour (TWh). Hal ini mendorong pertumbuhan penjualan listrik pelanggan EA sebesar 10,15% dan peningkatan pendapatan PLN hingga 9,35% secara Year on Year (YoY).
Menurut Darmawan, Program EA juga mendukung visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dengan menjamin akses energi terjangkau, modern, dan berkelanjutan. “Kami berkomitmen meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui lapangan kerja baru, sekaligus memastikan ketahanan pangan nasional dengan gizi yang sehat,” tambahnya.
Dansatgas Pertahanan Pangan Kementerian Pertanian RI, Mayor Jenderal TNI Ahmad Rizal Ramdhani, menekankan bahwa penggunaan pompa listrik melalui Program EA mampu memangkas biaya operasional petani dan meningkatkan efisiensi waktu. “Pompa listrik lebih hemat dibandingkan pompa berbahan bakar solar, sehingga strategi ini sangat mendukung ketahanan pangan nasional,” katanya.
Efisiensi ini dirasakan langsung oleh Kelompok Tani Mekar Sari di Desa Sukorejo, Ponorogo, Jawa Timur. Ketua kelompok tani, Gatot (59), mengungkapkan bahwa biaya operasional turun hingga 300%. “Sebelumnya, dengan pompa diesel, kami menghabiskan Rp1.500.000. Dengan pompa listrik, biayanya hanya Rp500.000. Ini benar-benar membantu meningkatkan pendapatan kami,” tutur Gatot.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Dydik Rudi Prasetya, mengapresiasi dampak positif Program EA yang memungkinkan peningkatan Indeks Pertanaman (IP) padi hingga lebih dari 300.
“Dengan sistem pengairan berbasis listrik, Ponorogo kini menjadi bagian dari objek panen raya IP 200, IP 300, dan bahkan IP 400. Ini adalah bukti nyata bagaimana listrik dari PLN mampu mengubah pola tanam petani menjadi lebih produktif,” ungkap Dydik.
Program Electrifying Agriculture PLN membuktikan bahwa teknologi berbasis listrik adalah kunci modernisasi agrikultur Indonesia. Dengan akses energi yang andal dan efisien, program ini tidak hanya meningkatkan produktivitas petani tetapi juga mendorong terciptanya ekosistem agrikultur yang lebih berkelanjutan dan berdaya saing global.