SURABAYAONLINE. CO, Surabaya – Pada hari Selasa sore, (14/11) Pemerintah Kota Surabaya melakukan Penandatanganan Rencana Kerja Tahunan (RKT) Melalui Penerusan Kerjasama dengan United Nation Children’s Fund (UNICEF) Dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Tentang “Pemenuhan Konvensi Hak-Hak Anak” di Gedung Barat Balai Pemuda, Kota Surabaya.
Dalam pantauan surabayaonline, sebelum melakukan penandatanganan dokumen kerjasama, pihak UNICEF memperkenalkan CFCI (Program The Child Friendly Cities Initiative) yang bertujuan memenuhi dan melindungi hak anak-anak dari segala bentuk kekerasan, diskriminasi, dan eksploitasi.
Perwakilan Direktorat Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda, & Olahraga (KPAPO) Bappenas, Ir. Yosi Diani Tresna menyampaikan apresiasinya atas kerjasama Pemkot Surabaya dengan UNICEF. Dalam apresiasinya, Yosi berharap kerjasama tersebut dapat membuat Kota Surabaya memiliki suasana nyaman berstandar internasional untuk anak-anak khususnya dalam peningkatan layanan kesehatan dan pendidikan.
“Kami berterima kasih kepada UNICEF Indonesia dan Bappenas yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada Pemkot Surabaya dalam mewujudkan visi kami sebagai Kota Layak Anak. Kami berharap Program CFCI ini dapat memberikan manfaat yang nyata bagi anak-anak di Kota Surabaya, khususnya dalam hal kesehatan, pendidikan, dan perlindungan. Kami juga mengajak semua stakeholder, baik pemerintah, masyarakat, maupun dunia usaha, untuk bersama-sama membangun Surabaya sebagai kota yang ramah, aman, dan sejahtera bagi anak-anak,” kata Eri dalam sambutan.
Usai melakukan penandatanganan dokumen RKT UNICEF, Eri Cahyadi menyatakan itu bukan hanya sekedar penandatanganan kerjasama.
“Baru saja sudah dilakukan penandatanganan RKT dengan UNICEF. Tapi disini saya merasa itu bukan hanya sekedar dalam tujuan kerjasama tapi ini juga sebagai evaluasi terhadap Pemerintah Kota Surabaya untuk terus melakukan peningkatan khususnya untuk anak-anak, ” kata Eri ketika sesi wawancara dengan wartawan.
Eri juga menyebutkan bahwa pada dasarnya ini merupakan suatu hal yang baru dalam satu momen sekaligus bersamaan dengan adanya piala Dunia FIFA U-17 yang digelar di stadion Gelora Bung Toemo.
“Jadi ini bersamaan dengan U-17. Ini prestasi untuk warga Surabaya, tapi saya mewakili Pemerintah Kota Surabaya tidak akan berhenti disini. Pada dasarnya juga masih banyak yang perlu diperbaiki, masih banyak yang perlu dievaluasi kembali buat fasilitasi anak-anak di Surabaya meskipun jauh dari kata sempurna, ” ujar Eri.
“Termasuk didalamnya ada misi kami (bersama Pemkot Surabaya) untuk membuat kota Surabaya ini menjadi kota yang nyaman untuk semua orang, jadi ini akan jadi bahan evaluasi baru sekaligus untuk mempertahankan prestasi yang telah dicapai hingga hari ini bersama UNICEF, ” imbuhnya
Setelah itu, dirinya mengungkapkan kasus yang terjadi di kalangan anak-anak yang sempat viral di kota Surabaya hingga kasus pembakaran rumah sendiri.
“Bahkan dirumah yang lama sudah membakar rumahnya sendiri. Kemarin itu sudah kita sampaikan kepada RT/RW nya ke rumah sakit jiwa. Tapi sama saudara-saudaranya tidak diperbolehkan. Akhirnya ada musibah terjadi dj kota Surabaya karena penanganannya juga lambat sampai dilokasi juga karena mohon maaf beliau memiliki rohani yang kurang sehat, ” ungkap Eri.
Disamping itu, Eri juga menyebutkan bahwa pihak Pemkot Surabaya telah melakukan survey hingga melakukan kunjungan terhadap anak-anak yang memiliki gangguan rohani hingga lansia. Namun, kunjungannya tersebut tidak berhasil lantaran pihak keluarga yang tidak mengizinkan pihak Pemkot Surabaya untuk ditempatkan di panti asuhan.
“Pilihannya ada 2, apa dia mau di Lipinsos (Lingkungan Pondok Sosial) , apakah di rumah-rumah yang sudah kita sediakan untuk lansia ? Tapi apa ya mau ? Sekarang masalahnya kita sudah mendatangi tapi apa ya mau? Ya ndak mau , ” ucap Eri.
“Maksudnya pemerintah ya bagus, ditarik. Tapi mereka tidak mau karena rumah itu adalah rumah mereka. Sehingga disitu , terbentuk rasa kemanusiaan, rasa gotong royong, ” jelas Eri.