SURABAYAONLINE.CO- Pondok Pesantren Tahfidz Al Qur’an Hidayatullah Pebayuran menggelar wisuda hafidz Al Qur’an 30 juz untuk 6 santri yang telah menyelesaikan hafalan bil ghoib berlangsung di Masjid Al Birr, Kampung Bakung Kidul, Desa Karangpatri, Kecamatan Pebayuran Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (8/4/2023).
Keenam santri yang diwisuda tersebut adalah Azhar Fathan Mubin, Haidar Mamduh, Ahmad Yasin Al Faqih, Rifqi Ansori, Rijalul Haq, dan Mukhlish Arrasyid.
Kegiatan ini dirangkai dengan Musabaqoh Hifdzil Qur’an ke 3 yang dilaksanakan rutin oleh pesantren ini tiap bulan Ramadhan.
Mengawali pembukaan wisuda, Ust. Dirlis Karyadi Al Hafidz, menyampaikan ucapan terimakasih kepada para santri, guru, dan pengurus atas mujahadahnya.
Perintis Pondok Pesantren Tahfidz Al Qur’an Hidayatullah Kampung Bakung Kidul yang biasa dipanggil Abah oleh para santri dan keluarga besar pesantren ini dan juga menyampaikan terimakasih kepada para wali santri serta para donatur khususnya dari Yayasan Islam Rabbani Cluster Cherryville, Perumahan Grand Wisata Bekasi, atas dukungannya selama ini.
“Terimakasih atas segala dukungan sehingga seluruh kegiatan pesantren berjalan dengan baik,” kata Ust. Karyadi.
Ust. Karyadi menyampaikan, visi Pesantren Hidayatullah Pebayuran adalah mendidik penghafal Al-Qur’an yang berkualitas dan berakhlak mulia.
“Kita hadirkan Syaikh Faris Al Badr Al Yamani untuk mengajar di tempat kita, dan kita selenggarakan kegiatan musabaqoh ini adalah upaya untuk mewujudkan visi tersebut,” katanya menandaskan.
Disamping kegiatan wisuda dan musabaqoh, pada kesempatan ini diselenggarakan pula ujian hafalan kitab tajwid matan Thuhfatul Athfal dan Matan Al Jazari. Pada momen istimewa ini, ada 12 santri yang berhasil lulus dan mendapat sanad dari Syaikh Faris Al Badr Al Yamani.
Dalam sambutannya yang disampaikan dengan bahasa Arab, Syaikh Dr Faris Al Badr Al Yamani menasehati khusus para santri yang telah menyelesaikan hafalan 30 juz agar selalu menjaga shalat jamaah, qiyamullail, dan menghiasi diri dengan akhlak Qur’ani.
“Perbedaan para huffadz dengan Rasullullah adalah dalam proses menerima Al Qur’an itu. Kalau Rasullullah menerima Al Qur’an melalui malaikat Jibril, kalau para huffadz melalui proses menghafal. Tetapi kita dihadapan Al Qur’an semua sama. Karena itu kita punya kewajiban yang sama untuk mengamalkannya,” kata Syaikh Faris yang tiap pekan hadir untuk mengajar di Pesantren Hidayatullah Pebayuran ini. (Toyo)


