SURABAYAONLINE.CO – Kementerian Pertanian RI akan melakukan vaksin booster untuk Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kepada 230.000 ekor sapi perah di seluruh Jawa Timur.
Kepastian itu disampaikan Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Indyah Aryani, dalam keterangannya, Senin (30/1).
Sebelumnya, Kementerian Pertanian telah melakukan Kick Off Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Tahun 2023 yang dilaksanakan di Koperasi SAE di Kecamatan Pujon Malang Provinsi Jatim Sabtu (28/1).
Kick Off atau dimulainya Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Tahun 2023 ini dilaksanakan melalui Kegiatan Vaksinasi dan Penandaan Ternak secara serentak dan massal di 29 Provinsi di Indonesia. Puncak Kegiatan Kick Off Pengendalian dan Penanggulangan PMK Nasional ini dilaksanakan di Pusat Kesehatan Hewan/Puskeswan Pekkae, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan dan disaksikan secara langsung dari 29 provinsi di Indonesia.
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk pencanangan akan komitmen pemerintah Pusat dan Daerah dalam upaya memberantas Penyakit Mulut dan Kuku, serta menjadi momentum untuk menggaungkan vaksinasi, penandaan, serta pendataan ternak kepada masyarakat khususnya peternak.
Pada kesempatan tersebut Indyiah menyampaikan, hingga tanggal 27 Januari 2023, capaian vaksinasi PMK 1 dan 2 untuk sapi perah di Jawa Timur telah mencapai 98%, dan terbukti karena hal itu, Jawa Timur sudah tidak ada kasus PMK untuk ternak sapi perah.
“Total alokasi Vaksinasi PMK di Jawa Timur sampai t anggal 27 Januari 2023 adalah sebanyak 3.064.985 dosis”, terang Indyah Aryani.
Sebagai informasi, Jawa Timur merupakan provinsi dengan populasi ternak sapi tertinggi di Indonesia, yaitu 4,9 juta ekor sapi potong dan 305.708 ekor sapi perah. Oleh karena itu, Pemprov Jatim berkomitmen untuk terus melakukan vaksinasi agar ternaknya bebas dari PMK.
Indyah menyampaikan terimakasih kepada Menteri Pertanian dan jajarannya atas bantuan vaksin dan obat-obatan yang sudah diberikan pemerintah pusat.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Menteri Pertanian atas bantuan vaksin, biaya operasional dan pakan yang telah diberikan selama ini,” tutur Indyah.
Adapun salah satu bantuan yang diterima oleh Koperasi SAE Pujon Malang ini adalah bantuan pakan ternak konsentrat sapi perah darurat PMK sebanyak 300 ton.
Lebih lanjut Ia menyampaikan, di Jawa Timur terdapat 8 Kabupaten dan 8 Kota yang memiliki status Zero Reported Case atau tidak ditemukan kasus PMK termasuk di Kabupaten Malang ini.
Menurutnya, keberhasilan Jawa Timur menangani PMK ini memberikan kontribusi besar terhadap angka penurunan kasus secara nasional. Terbukti dengan jumlah ternak sakit PMK yang terus menurun sejak puncak kasus bulan Juni 2022, dan pada bulan Desember turun sebesar 99,98% dari puncak kasus.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Pakan Kementan Nur Saptahidhayat mengatakan, penurunan kasus PMK ini didukung oleh beberapa faktor, diantaranya vaksinasi, penerapan biosekuriti kandang, serta pemberian pakan ternak yang cukup dan berkualitas.
Selain itu menurutnya, perbaikan pakan juga penting, khususnya untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan produksi susu pada sapi perah.
“Terbukti dengan pemberian pakan yang cukup dan berkualitas, produksi susu di Pujon ini bisa naik” ungkapnya.
Ia katakan, pakan juga merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan imunitas, sehingga ternak tidak mudah terkena penyakit dan dapat recovery lebih cepat jika sudah terkena.
“Satu hal yang harus dipahami bahwa PMK belum berakhir. Kita harus terus melakukan vaksinasi sampai PMK benar benar hilang dari Indonesia”, lanjut Sapta.
“Untuk itu kita ajak semua peternak untuk melakukan vaksinasi dan penandaan, serta pemberian pakan yang berkualitas pada ternaknya untuk melawan PMK”, pungkas Sapta.