SURABAYAONLINE.CO, Bangkalan – Kesadaran masyarakat tentang antisipasi kecelakaan kerja dan asuransi pada suatu profesii masih rendah. Hal itu menyebabkan target pencapaian peserta Badan Penyelenggara Jaminan Kesejahteraan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dia Bangkalan sulit dicapai.
Menurut data yang ada, pada tahun 2022 target Peserta Penerima upah baru mencapai sekitar 33 ribu, sedangkan targetnya berada pada angka 39 ribu. Sementara untuk peserta Non Penerima Upah ditarget sebanyak 36 ribu dan baru tercapai sekitar 18 ribu.
Kepala Bidang Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Madura di Bangkalan Rizky Nurul Azizah menyebutkan, target peserta BPJS di Bangkalan tahun 2022 ini sudah ia ditetapkan. Akan tetapi sampai akhir september ini targetnya masih jauh dari realisasinya.
Salah satu faktor dari rendahnya realisasi target yang telah ia tetapkan itu, yakni rendahnya kesadaran dari masyarakat Bangkalan. Terutama para pekerja non upah seperti petani, nelayan, pedagang dan lainnya.
“Masyarakat yang mayoritas sebagai pekerja non upah merasa asuransi ini belum dibutuhkan, jadi peminatnya masih sedikit,” kata dia, saat dikonfirmasi, Selasa (27/9/2022).
Perempuan yang akrab disapa Yuyun tersebut menjelaskan, bahwa seharusnya asuransi menjadi salah satu yang penting dan harus dimiliki oleh semua pekerja adalah asuransi. Sebab, kecelakaan saat melakukan pekerjaan bisa terjadi kapan saja tanpa diinginkan.
“Tidak ada yang menginginkan kecelakaan kerja, tapi untuk Mengantisipai itu tentu harus ada asuransinya,” ucapnya.
Sementara itu, salah satu pekerja di Toko Modern di Bangkalan Adhmad Djunaidi mengaku selama ini belum pernah mendapatkan tawaran pengajuan untuk menjadi peserta BPJS. sebab, tempat dirinya bekerja tidak ada yang memberikan informasi dan mendukung dirinya agar bisa mendapatkan asuransi pekerjaan.
“Saya belum pernah tau, karena belum pernah ada yang membantu pengajuan nya disini,” kata dia saat dikonfirmasi.
Sedangkan menurut salah satu Nelayan di Bangkalan Moh Holil menyampaikan jika memang pada tahun 2020 ada program asuransi yang diberikan pada nelayan secara gratis.
Tapi saat setelah tahun 2021 dan 2022 belum ada lagi, sehingga banyak nelayan yang menunggu program itu dan tidak mendaftar secara mandiri. “Karena dulu pernah di subsidi, jadi sekarang juga masih menunggu itu lagi,” singkatnya. (imam)