SURABAYAONLINE.CO, Sumenep – Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sumenep Hairul Anwar menilai, kenaikan harga Bahan Bakar Masyarakat (BBM) menjadi beban bagi masyarakat.
Alasannya, dengan naiknya harga BBM itu harga kebutuhan akan lebih tinggi daripada sebelumnya. Seperti kebutuhan dapur dan lain-lainnya.
“Harga kebutuhan dapur sudah merangkak naik sebelum isu kenaikan BBM. Dan setelah resmi naik, harga kebutuhan itu naik juga,” katanya, Rabu (7/9).
Beban yang dimaksud seperti bertambahnya biaya pengiriman disektor produsen akan lebih naik daripada sebelumnya. Termasuk pada sektor distribusi.
“Ini sudah pasti, ketika ongkos naik maka distribusi juga begitu. Karena mustahil pengiriman dari tempat ke tempat tidak menggunakan BBM,” terangnya
Akibatnya, konsumen akan dipaksa untuk membeli barang yang dibutuhkan sesuai kenaikan harga BBM. “Tidak mau tidak konsumen dipaksa. Disisi lain, konsumen itu akan terbebani dengan pembayaran yang lebih mahal,” jelasnya
Lainnya juga berdampak negatif bagi pendapatan. Misalnya yang semula pendapatannya 50 persen cukup, saat ini justru berkurang daripada biasanya.
Pihaknya menawarkan solusi bagi pemerintah bagaimana kemudian segala bentuk sesuatu kebutuhan masyarakat termasuk pengusaha agar dibantu dengan adanya dampak kenaikan BBM ini.
Solusinya, kata dia, untuk menurunkan angka bunga kredit supaya para pengusaha itu tidak terlalu terbebani dengan kenaikannya BBM. “Sudah ongkos distribusi dan jalurnya naik. Akhirnya jatuhnya ke konsumen. Ini perlu dipertimbangkan,” jelasnya
Kemudian, pemerintah harus terus menggelontorkan bantuan bagi masyarakat agar lebih mudah mendongkrak perekonomian serta daya beli meningkat dan kebutuhannya terpenuhi. (Upek)